Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 11 Desember 2020 | 18:03 WIB
Konferensi pers Nitilaku Virtual Tahun Kembar di Gedung Balairung Kantor Pusat UGM, Jumat (11/12/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan Pawai Budaya Nitilaku menjelang puncak peringatan Dies Natalis Ke-71 pada 19 Desember mendatang. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Nitilaku yang digelar untuk mengenang prosesi perpindahan kampus UGM dari Pagelaran Keraton ke Bulaksumur tahun ini dilaksanakan secara virtual.

Ketua Panitia Nitilaku Virtual Tahun Kembar Iqbal Tuwasikal mengatakan, masih berlangsungnya masa pandemi Covid-19 di tahun ini memaksa semua pihak untuk melakukan penyesuaian. Salah satunya terkait dengan bentuk dan teknis pelaksanaan Nitilaku, yang sudah menjadi tradisi tahunan menjelang bertambahnya usia UGM.

"Oleh karena itu memang skenario pelaksanaan Nitilaku kali ini akan mengambil bentuk pelaksanaan secara daring atau virtual. Mulai dari pawai, pertunjukan seni budaya, dan keterlibatan peserta akan diselenggarakan secara virtual, baik melalui siaran langsung maupun bentuk interaksi daring melalui kanal media sosial," kata Iqbal dalam konferensi pers di Gedung Balairung Kantor Pusat UGM, Jumat (11/12/2020).

Iqbal menjelaskan, pawai nitilaku secara langsung pada tahun-tahun sebelumnya merupakan simbolisisasi boyongan UGM dari Kraton ke Bulaksumur, dengan beberapa tambahan simbol lain, seperti pembawaan serta penyerahan pataka UGM oleh Bergada.

Baca Juga: Kampusnya Diskusi UU Cipta Kerja dengan Menteri, Ketua BEM UGM Pilih Mundur

Kali ini, pihaknya mengambil bentuk yang terinspirasi dari kemasan wayang, jadi pawai virtual ini akan dikemas dalam satu kemasan wayang walaupun tidak secara utuh hanya beberapa bentuk pewayangan tersebut.

"Jadi pataka yang biasanya berjalan dari Kraton langsung ke Bulaksumur hanya melewati jalan-jalan protokol yang ada di Jogja. Besok itu kita akan jalankan pataka itu ke seluruh nusantara terlebih dahulu," ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya nanti akan bekerja sama dengan teman-teman 3D artist untuk membuat beberapa animasi. Dari situ nanti pataka UGM tersebut akan dibawa ke beberapa daerah mulai semisal Aceh dan beberapa representasi pulau-pulau besar yang ada di Indonesia.

Saat pataka itu mampir di salah satu daerah yang sudah ditentukan tadi, materi-materi video yang sudah diberikan atau diserahkan kepada pihak panitia oleh masing-masing pengda dan pengcab akan diputar.

"Sebelumnya kita sudah menghubungi pengda dan pengcap karena memang kali ini mereka tidak bisa hadir secara langsung di Jogja. Kemudian kami meminta mereka untuk mengumpulkan materi-materi baik video maupun greeting itu dari daerah masing-masing dengan latar belakang landmark yang mudah dikenal sebagai daerahnya, misalnya rumah adat, pantai dan sebagainya," ungkapnya.

Baca Juga: Alat Pendeteksi Covid-19 Melalui Hembusan Nafas

Terkait dengan pataka yang sengaja diputar ke seluruh Nusantara, Iqbal menuturkan bahwa itu sebagai simbolisasi yang dari awal kehadiran UGM oleh inisiatif para pendiri bangsa ini untuk memajukan sumber daya manusia di seluruh Indonesia. Tujuannya agar bisa bersaing dan membangun bangsa dan negara yang waktu itu masih seumur jagung merdeka.

"Bahkan nanti kalau dimungkinkan patakanya akan sampai ke luar negeri," imbuhnya.

Iqbal melanjutkan, nantinya kemasan itu akan dibuka oleh dalang dengan bantuan pembawa acara dari studio utama yang sudah diatur juga secara set menjadi virtual. Dalam proses itu juga pihaknya melibatkan seniman-seniman rupa, 3D, editor dan videografer dari alumni UGM ataupun yang tergabung dalam komunitas-komunitas seniman di Jogja.

"Semua bekerja sama untuk membuat virtual set yang dinamis agar tidak membosankan. Nanti kita juga akan buat sebuah wayang pixel. Jadi nanti bergada patakanya itu adalah wayang tersebut," terangnya.

Disebutkan Iqbal, untuk bentuk interaktifnya sendiri nanti pihak panitia dan pembawa acara akan ada chit-chat dengan pengda dan pengcab kagama maupun masyarakat yang hadir di ruang virtual, baik zoom atau youtube chanel yang digunakan.

Selain itu untuk lebih memeriahkan acara nitilaku virtual tersebut, panitia juga sudah menyiapkan give away dengan hadiah-hadiah menarik.

"Kita coba akan seinteraktif mungkin. Memang ini merupakan tantangan baru buat kami dan belum pernah kami membayangan sebelumnya. Jadi kami berusaha memberikan pengalaman nitilaku virtual tahun kembar ini menarik, optimal dan tidak membosankan. Semoga kami bisa melakukan itu," tegasnya.

Ditambahkan Iqbal, protokol kesehatan juga selalu diterapkan untuk seluruh panitia dan artis yang terlibat dalam studio utama atau rangkaian acara nitilaku secara langsung. Hal itu dibuktikan dengan tes rapid yang dijalani oleh semua panitia, seniman, dan vendor yang akan bergabung di studio utama.

Ruangan di studio utama pun akan dilakukan sterilisasi terlebih dulu dan berkala, ditambah dengan pemakaian APD, yang harus tetap dilaksanakan, dari pakai masker, face shield, hingga sarung tangan.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Dies Natalis UGM Ke-71 Wiwit Wijayanti menuturkan, tema yang diangkat tahun ini adalah Ketangguhan Modal Sosial Indonesia Melawan Pandemi Covid-19 untuk Masa Depan Bangsa. Dengan tema ini pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk melihat dari sisi positif atas masa pandemi ini.

"Kita melihat dengan segala kesulitan yang kita lalui dalam pandemi Covid-19 ini ada banyak hal positif yang muncul juga. Mulai dari nilai-nilai budaya Indonesia yang beberapa lalu sempat kurang terlihat sekarang menguat kembali, semisal gotong-royong, empati yang besar dengan lingkungan sekitar dan lainnya," kata Wiwit.

Hal-hal tadi yang, kata Wiwit, dimaknai sebagai modal sosial masyarakat. Menurutnya bahkan ketika masa pandemi Covid-19 ini esok berakhir maka nilai-nilai tadi yang harus dijaga untuk masa depan bangsa.

Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta (PP KAGAMA) Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa setiap acara yang akan diselenggarakan tetap tidak akan meninggalkan sejarah. Dan hal itu akan dicoba dengan pelaksanaan nitilaku virtual di tahun kembar ini.

"Dengan ini kita mencoba untuk tidak meninggalkan sejarah itu, dengan tetap mengajak partisipasi seluruh pengda dan pengcab di seluruh daerah untuk bersama-sama bersinergi dalam kegiatan besok," kata Ganjar.

Alumnus UGM yang juga Gubernur Jawa Tengah itu meminta agar semua elemen khususnya Kagama untuk tidak menjadikan pandemi Covid-19 ini sebagai alasan tidak bergerak. Namun harus tetap bisa mencari jalan keluar yang guyub dan migunani.

"Nitilaku virtual ini sebagai bentuk penghormatan kepada aturan bahwa kita tidak berkemurun. Namun dengan teknologi bisa mencari jalan lain yang juga tetap menciptakan relasi yang baik antar semua elemen," tuturnya.

Senada, Rektor UGM Panut Mulyono berharap, relasi, sinergi dan kerja sama antara tokoh-tokoh pemerintah, lingkungan kampus, komunitas dan masyarakat bisa terus terbangun semakin kuat. Menurutnya hal itu harus selalu dipupuk apalagi di saat seperti pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Harapannya UGM ini bisa menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya modal sosial bagi bangsa ini sehingga bukan kompetisi yang semakin keras tapi sinergi, gotong-royong serta tumbuhnya potensi lain. Semoga kita bisa lebih banyak menampilkan keanekaragaman nusantara dalam acara nitilaku yang digelar secara virtual ini," ujar Panut.

Sebagai informasi Nitilaku Virtual Tahun Kembar sebagai bentuk peringatan Dies Natalis UGM ke-71 akan dilaksanakan pada Minggu, 13 Desember 2020 mendatang mulai 07.00 hingga 10.00 WIB. Acara bisa disaksikan secara langsung di beberapa akun media sosial nitilaku UGM dan channel youtube UGM serta Kagama.

Selain itu, acara nitilaku virtual juga akan dimeriahkan dengan kehadiran bintang tamu spesial di penghujung acara yakni, Rizky Febian.

Load More