SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY menunda pembukaan sekolah tatap muka, yang rencananya akan dilaksanakan pada awal tahun 2021 mendatang. Penundaan ini dilakukan karena tren kasus COVID-19 di DIY makin mengkhawatirkan.
Setiap hari penambahan pasien positif yang baru lebih dari 100 kasus. Penambahan kasus yang signifikan terjadi di lima kabupaten/kota.
"Kita memutuskan pembelajaran tatap muka tidak akan dilakukan di bulan Januari [2021] nanti," ujar Kadisdikpora DIY Didik Wardaya di kantor DPRD DIY, Jumat (11/12/2020) siang.
Menurut Didik, pihaknya bersama gugus tugas akan benar-benar mengkaji kebijakan pembukaan sekolah tatap muka. Kajian juga didasarkan pada surat edaran dari Pemda DIY terkait perpanjangan status tanggap darurat COVID-19.
Selain itu, evaluasi pembelajaran tatap muka juga akan dilakukan di tingkat perguruan tinggi (PT), yang juga akan dimulai secara terbatas pada Januari 2021 mendatang. Evaluasi dilakukan per dua minggu untuk melihat efektivitas pembelajaran tatap muka selama masa pandemi.
"Kita melihat mahasiswa kalau sudah pada masuk, misal dua minggu kita evaluasi, satu bulan kita evaluasi, kemudian baru dibuka sebagian di sekolah percontohan," jelasnya.
Didik menyebutkan, sekolah-sekolah yang menjadi percontohan pembelajaran tatap muka lebih banyak di tingkat SMA/SMK. Sekolah-sekolah tersebut telah menerapkan adaptasi kebiasaan baru, termasuk dalam penyiapan Alat Pelindung Diri (APD) di sekolah.
Disdikpora membuat daftar sekolah-sekolah percontohan yang fasilitasnya lengkap dan siap dengan adaptasi kebiasaan baru. Diyakini banyak sekolah yang sudah menyiapkan fasilitas kesehatan di masa tatanan baru.
"Lebih dari 45 persen sekolah sudah siap dan mengajukan untuk membuka sekolah dengan kesiapan fasilitas yang sesuai protokol kesehatan. Kita lihat mana yang sudah memenuhi tempat cuci tangan, penataan kursi, menghindari kerumunan, itu yang penting," tandasnya.
Baca Juga: Muncul Delirium Gejala Covid-19, Dinkes Sleman: Bisa Cek dengan Mencubit
Sementara, pengajar dari Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan UNY, Arif Rohman, mengungkapkan, sekolah harus mampu membuat strategi dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pembelajaran, meskipun masih daring, harus dirancang lebih bervariatif.
"Mulai dari strategi, media pembelajaran, rombongan belajar, waktu hingga tempatnya," katanya.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi (TI) untuk mendukung pembelajaran pun sangat penting, termasuk sarana dan prasarana pendukung.
Sebab, meskipun kompetensi guru di tingkat atas, tanpa adanya sarana dan kapasitas pendukung, maka pembelajaran jarak jauh sulit dilakukan.
Yang tidak kalah penting adalah pembutan peta kerawanan COVID-19. Sebab, meski sesuai SKB 4 menteri, dinas sudah boleh menyelenggarakan pembelajaran tapi peta COVID-19 di DIY masih mengkhawatirkan.
"Pemda bisa membuat peta zona kerawaanan [Covid-19]. Sekolah bersama tims satgas Covid-19 juga bisa membuat peta kerawanan termasuk kondisi anak. Guru BP [Bimbingan Penyuluhan] dan Kesiswaan bisa dilibatkan karena mereka yang punya data siswa," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Muncul Delirium Gejala Covid-19, Dinkes Sleman: Bisa Cek dengan Mencubit
-
Isolasi Mandiri, 107 Warga Karanglo Ikut Pilkada dengan Prosedur Superketat
-
Terpapar COVID-19, BRAy Prabukusumo Adik Ipar Sultan HB X Meninggal Dunia
-
Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pandemi Covid-19
-
Hal yang Harus Dipertimbangkan Ortu Sebelum Izinkan Anak Sekolah Tatap Muka
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan