Sementara itu, angka kematian akibat COVID-19 di Sleman mencapai 1,48%. Jumlah itu masih lebih rendah daripada tingkat kematian nasional sebesar 3,4%.
"Angka penularan COVID-19 di Sleman masih sangat tinggi, saat ini ada 954 kasus konfirmasi aktif," terang eks Direktur Utama RSUD Sleman tersebut.
Sleman Wacanakan Minggu Tenang COVID-19
Dinas Kesehatan Sleman kini mewacanakan adanya Minggu Tenang COVID-19 usai libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 untuk menekan angka penularan COVID-19. Saat ini wacana itu masih terus dimatangkan, dan penerapannya masih menunggu momen yang tepat.
Baca Juga: Beredar Pesan Berantai Jogja Ditutup hingga Selter Penuh, UGM Klarifikasi
Joko menuturkan, pihaknya tak akan menyebut konsep itu sebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena PSBB mengandung konsekuensi yang besar.
"Rencana kami 21 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021 mau 'minggu tenang COVID', tapi nampaknya mungkin tidak bisa diterima masyarakat karena ada libur panjang. Jadi mungkin kami mulai minggu tenang pada setelah libur," ungkapnya, Sabtu.
Pada prinsipnya, kata Joko, penerapan Minggu Tenang COVID-19 adalah kondisi keseharian masyarakat seperti di awal pandemi.
"Kalau bisa, yang kerja [di luar] itu biar teman-teman di RS dan Dinkes, termasuk juga dari kajian kami itu wartawan, TNI, Polri. Yang lain di rumah saja, pegawai kantor pun dalam rancangan kami itu dibatasi, kalau tidak benar-benar terpaksa ya tidak perlu dikerjakan di kantor," tutur Ketua Ikatan Dokter Indonesia Sleman ini.
Joko menambahkan, usai piknik masa liburan, Pemkab Sleman akan meminta warga yang sehat untuk karantina sedangkan yang sakit diisolasi.
Baca Juga: Tren COVID-19 Makin Mengkhawatirkan, DIY Tunda Sekolah Tatap Muka
"Isolasi di rumah sakit boleh, FKDC (selter) juga boleh atau isolasi mandiri juga boleh, dan yang dikarantina pokoknya tidak boleh ada aktivitas ke luar, betul-betul selama 14 hari karantina, minimal 10 hari. Jadi kembali seperti masa COVID-19 awal-awal [ketat aturan isolasi bagi pelaku perjalanan]," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Waspada Covid XBB: Gejala, Penyebaran dan Panduan Isolasi Mandiri
-
Australia Hapus Aturan Isolasi Mandiri Wajib
-
Menkes Budi Terpapar Covid-19, Pihak-pihak Yang Pernah Kontak Erat Diminta Tes Swab dan Isoman
-
Menkes Budi Gunadi Sadikin Positif Covid-19, Langsung Isolasi Mandiri
-
7 Cara Lakukan Senam Pernapasan Secara Mandiri
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk