SuaraJogja.id - Bupati Sleman Sri Purnomo meminta warga terdampak tol untuk mengikuti mekanisme tawar-menawar bila tak setuju dengan nominal ganti untung yang disampaikan tim pembebasan lahan.
Diketahui, warga dari sejumlah area terdampak proyek tol di Sleman, misalnya Jogja-Solo, tak sepakat dengan nilai ganti untung yang ditawarkan oleh pihak penanggung jawab pembebasan lahan.
"Oh, ada mekanisme tawar-menawar, itu urusannya dengan pokja yang mengurusi itu dari provinsi [Pemda DIY]. Yang jelas itu ganti untung, bukan ganti rugi. Bukan ganti rugi artinya, harga yang ditawarkan sudah di atas harga yang layak," kata Sri Purnomo, Kamis (17/12/2020).
Ia meminta kepada warga yang berkeberatan untuk mengikuti mekanisme tersebut secara sebaik-baiknya. SP berharap, bila langkah itu ditempuh, mudah-mudahan akan ditemukan keseimbangan harga yang baik dan saling menguntungkan.
Baca Juga: Suara Aa Gym di ILC Sampai Bergetar dan 4 Berita Terpopuler SuaraJogja
Sementara itu, para lurah di wilayah terdampak diharapkan untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat.
"Harapannya dengan adanya tol melintas Sleman, masyarakat banyak diuntungkan, dan saya optimistis semua lurah mendukung," ungkapnya.
Ketua Satuan Kerja Jalan Bebas Hambatan (Tol) Jogja-Solo Wijayanto mengatakan, tol Jogja-Solo nantinya membentang dari Kartasura hingga Jogja. Jalur tol ini setidaknya terdiri dari tiga seksi trase, mulai dari Kartasura - Purwomartani, Purwomartani - Gamping, dan Gamping - Purworejo [termasuk di dalamnya jalur menuju YIA].
Tahapan pembebasan lahan pembangunan proyek tol Jogja-Solo sudah dimulai sejak 13 Desember 2020.
"Kemudian [untuk trase Kartasura - Purwomartani] sampai Purwomartani, untuk pembebasan lahan masih ada 250 bidang. Sisanya di Januari selanjutnya [2021], sehingga Desember mudah-mudahan bisa terbayarkan di Jogja," kata Totok.
Baca Juga: Demi Selamatkan Pesantren dan Cagar Budaya Religi, Trase Tol ke YIA Berubah
Ia menambahkan, batas akhir pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP) adalah 4 Desember 2020. Sedangkan tim proyek baru bermusyawarah di Purwomartani pada sekitar 8 Desember 2020. Nilai nominal dana yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan mencapai hampir Rp370 miliar.
Berita Terkait
-
Jalan Tol Solo-Jogja Gratis Selama Libur Nataru, Cek Tanggalnya!
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Dari Jepara ke Sleman: Jejak Langkah Kustini Sri Purnomo, Srikandi Pertama di Puncak Kepemimpinan
-
Deklarasi Meriah Lima Partai, Gerindra, Golkar, PPP, PK! Harda Kiswaya Siap Lanjutkan Pengabdian sebagai Bupati Sleman
-
Inflasi Sukses Ditekan, Pemkab Sleman Kantongi TPID Award
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD