Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 18 Desember 2020 | 17:55 WIB
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri. (Suara.com/Achmad Fauzi)

Namun hal itu tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena pemerintah cenderung lebih mementingkan ekonomi dibanding kesehatan dan keselamatan masyarakat. Sampai saat ini, pemerintah masih kurang tegas dalam menangani penyebaran virus COVID-19.

Hadir pula dalam diskusi itu, pendiri Sekolabilitas Dikanaya Tarahita yang menyatakan bahwa, pemerintah Indonesia perlu juga memikirkan tentang penyuluhan dan edukasi tentang COVID-19 yang ramah difabel. Menurut Dikanaya, berbicara soal inklusivitas kita tidak harus berpikir yang muluk-muluk. Contohnya saja, kita bisa melihat dari video penyuluhan bagi masyarakat. 

"Apakah video yang dibuat oleh pemerintah itu sudah ramah difabel atau belum? Sudah ada subtittle atau belum? Sudah ada translator bahasa isyaratnya atau belum? Itu kan sebenarnya tidak susah untuk dilakukan," kata dia. 

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Banyak Anak Muda Ikut Rizieq, Faisal Basri: Tinggalkan Politik Upah Murah

Load More