Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 25 Desember 2020 | 14:40 WIB
Gereja Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta sedang bersiap menyambut natal, Kamis (24/12/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Langkah kaki seorang pria 40 tahun, bergegas menuju pintu masuk sebuah gereja yang terletak di Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Lajunya sempat terhenti ketika panitia gereja meminta dia mencuci tangan di sebuah wastafel yang telah disediakan.

Tak lupa, petugas juga mengecek suhu tubuh pria yang bernama Daru Waskita yang berniat melakukan ibadah misa natal di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Kabupaten Bantul.

Usai dipastikan suhu tubuh dalam keadaan normal atau tak mencapai suhu 37,3 derajat. Daru memasuki komplek gereja dan mencari nomor kursi yang telah disediakan sesuai tiket yang dia bawa dari rumah.

Penyelenggaraan misa natal di tengah Covid-19 sangat berbeda pada misa natal tahun-tahun sebelumnya. Jemaat diwajibkan menggunakan masker saat ibadah berlangsung. Hal itu pun dirasakan oleh Daru.

Baca Juga: Bawa Gir di Dalam Jok Motor, Pelajar Asal Bantul Diamankan Polisi

Kendati demikian, nilai ibadah yang dia lakukan tak berpengaruh pada kepercayaan yang ia imani. Dengan khusyuk dirinya mengikuti rangkaian ibadah yang dipimpin oleh seorang Romo pada pagi itu.

Sejumlah jemaat memasuki tempat peribadatan di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Kabupaten Bantul, Jumat (25/12/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Hanya 1,5 jam dirinya melakukan misa di gereja setempat. Pada tahun sebelumnya, Daru biasa mengikuti ibadah hingga 2 jam lamanya.

"Saat ini sangat dibatasi (penyelenggaraannya), ibadah hanya 1,5 jam. Biasanya sampai 2 jam, hal itu juga mengikuti imbauan dari pihak gereja," kata Daru di Gereja Ganjuran, Jumat (25/12/2020).

Usai ibadah, Daru memilih untuk bergegas pulang. Biasanya ia masih bisa bersalam-salaman dengan jemaat lain, bahkan biasa bertemu rekannya yang saat duduk di bangku sekolah. Namun, karena kondisi yang tak memungkinkan saat ini, pihaknya mengurungkan hal tersebut.

Situasi pandemi covid-19 juga berimbas terhadap suasana rumah Daru. Keluarga besar yang biasanya datang ke rumahnya di wilayah Dusun Gunungan, Sumbermulyo, Bambanglipuro ini tak ramai seperti Natal 2019.

Baca Juga: Hari Pertama Liburan, Kawasan Pantai di Gunungkidul dan Bantul Masih Sepi

"Keluarga adik dari Semarang tidak ada yang pulang karena situasi Covid-19. Semuanya tetap berada di rumah," katanya.

Natal 2020 yang mengangkat tema NamaNya Akan Disebut Immanuel juga memiliki makna tersendiri.

Romo H Rony Suryo Nugroho dalam pesan Natalnya mengatakan makna tema tersebut juga berarti Tuhan Beserta Kita.

"Karena Tuhan beserta kita, maka kita harus membuat kebaikan kepada orang lain dari hal yang kecil. Tidak hanya mencintai namun diwujudkan dengan tindakan nyata," ujar Romo Rony saat memimpin misa Natal di Gereja HKYT Ganjuran.

Perayaan Natal tahun 2020 dilakukan dengan sederhana. Bahkan acara besar dan pernak pernik di rumah Daru juga tidak banyak dirias.

"Tahun ini sederhana sekali. Dekorasi rumah untuk natal juga tak begitu ramai. Tetapi ibadah Natal tahun ini yang paling penting," katanya.

Hal senada juga disampaikan seorang jemaat Kristiani asal Kulonprogo. Pria bernama Hiskia Andika yang tinggal berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo ini merayakan Natal dengan sederhana.

"Natal tahun ini diselenggarakan sesederhana mungkin. Ornamen natal di rumah juga tidak banyak. Yang penting saat ini merias hati di tengah Natal dengan situasi pandemi covid-19," ujar dia.

Misa Natal tahun ini, dilakukan dengan daring. Pasalnya gereja tempat Andika beribadah membatasi jemaat yang datang.

"Rasanya sangat berbeda, apalagi dilakukan secara virtual. Karena situasi pandemi seperti ini lebih baik dilakukan pencegahannya. Harapannya doa-doa kami di Natal tahun ini didengar oleh Tuhan dan segera merubah situasi menjadi lebih baik," harapnya.   

Meski natal tahun ini digelar dengan sederhana di tiap gereja yang ada di Bantul, Polres Bantul berkomitmen untuk menciptakan pengamanan dan kenyamanan bagi jemaat.

"Kita tetap melakukan monitoring selama penyelenggaraan Natal ini. Ada sekitar 270 personil dari jajaran kepolisian yang ikut mengamankan Natal," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono kepada wartawan, Kamis (24/12/2020).

Tak hanya jajaran kepolisian, TNI serta Satpol PP Bantul juga terjun mengamankan situasi pada perayaan Natal di tahun 2020.

"Artinya kami berupaya agar perayaan Natal untuk umat Kristiani berjalan dengan aman. Beberapa gereja yang ada di Bantul sudah diterjunkan dengan anggota Satpol PP mengamankan kondisi gereja," terang Kepala Satpol PP Bantul, Yulius Suharta dihubungi wartawan.

Load More