Sedangkan kondisi perekonomian sedang kurang baik akibat dampak dari pandemi Covid-19. Tak jarang pengeluaran lebih banyak dibandingkan pemasukan.
"Tapi sekarang ini, mulai 2020 sejak pandemi Covid-19 menyerang, banyak sekali orang yang tertarik untuk berkreativitas atau tidak malas lagi dengan pertanian. Tidak hanya bagi masyarakat desa, tapi juga masyarakat kota pun punya kreativitasnya sendiri," ungkapnya.
Disampaikan Pak To, peningkatan itu terlihat dari gerakan ibu-ibu PKK lalu melalui kelompok di tingkat RT/RW di perkotaan. Selain itu, ada juga anak-anak muda. Joglo Tani sendiri masih membuka pelatihan untuk para anak muda yang ingin PKL atau magang.
"Semakin meningkat untuk pembelajaran juga kita saat ini juga gunakan sistem daring. Selain mereka yang datang langsung dan kita yang mendatangi mereka, tapi memang kalau dilakukan secara langsung dan melakukan bisa lebih ingat. Semakin menjamur gencar juga itu ibu-ibu," tuturnya.
Pak To menyebutkan, sekarang masyarakat mulai melihat dan merasakan sendiri bahwa pertanian menjadi sektor yang penting bagi kehidupan. Kalau dulu masyarakat masih cenderung menyepelekan pertanian.
"Kalau dihitung dari kedatangan orang yang ke sini [Joglo Tani], misal setiap bulan ada sekitar seribu orang atau sekitar 40 persen. Sekerang bisa makin naik menjadi 60-70 persen. Sebab mereka merasa ada kebutuhan di situ," terangnya.
Lahan terbatas di perkotaan, kata Pak To, sudah bukan menjadi masalah besar lagi sekarang ini. Hal yang terpenting adalah sudah menentukan terlebih dulu ingin mandiri apa.
Pak To mencontohnya semisal sayuran. Dengan lahan vertikal pun sekarang sayuran bisa tumbuh dengan baik. Melalui lahan satu meter, misalnya dapat dibuat untuk budidaya lele dengan di atasnya adalah sayuran.
"Orang kota sudah punya niatan, mau nanam padi di tengah kota juga bisa kok hanya saja yang harus dicari ilmu-ilmunya itu. Kriteria orang itu ada tiga yakni kagum, terkejut, ikut-ikutan, nah kagum itulah yang akan menjadi modal utama keinginan itu muncul. Harus ada greget sendiri," cetusnya.
Baca Juga: Tugu Virus Corona di Pekanbaru
Menurutnya program ketahanan pangan yang sejauh ini selalu dicanangkan pemerintah hanya sebatas pemberian bantuan saja. Baik itu dalam bentuk sembako atau uang tunai yang itu semua tidak bisa terus diandalkan setiap waktu.
Pak To menyoroti bahwa modal perubahan sikap, yang didukung dengan pemahaman yang baik akan mengubah kondisi masyarakat itu sendiri. Nantinya akan disusul oleh ketrampilan yang ada untuk meningkatkan sumber daya manusia, serta manajemen pengelolaan yang baik.
"Kalau ketahanan pangan dari pemerintah dengan bantuan sosial saja bisa berapa tahun akan seperti ini terus. Kenapa tidak diberikan kegiatan yang produktif untuk masyarakat. Jadi bukan untuk dimakan atau dikonsumsi langsung habis tapi ada yang dilakukan secara sustainable," tandasnya.
Berita Terkait
-
Tugu Virus Corona di Pekanbaru
-
Abai Tangani Pandemi, Bupati Probolinggo Ancam Tunda Pencairan Dana Desa
-
Peduli di Tengah Pandemi, Smaracatur '85' Surakarta Berbagi di Panti Asuhan
-
Ide Mengisi Liburan Akhir Tahun Tanpa Harus ke Luar Kota
-
Ini Nih Wisata Kincir Angin Instagramable yang Lagi Ngehits di Jember
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik