SuaraJogja.id - Ekonom Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) Suwarsono Muhammad menilai bahwa ekonomi di masa pandemi COVID-19 memiliki wajah kembar.
Pandemi menurutnya bukan hanya memiliki sisi negatif, melainkan juga punya sisi positif yang masih jarang dikulik. Ia mengungkapkan, pandemi, yang sudah berlangsung selama hampir satu tahun ini, telah membuat bumi seolah hampir berhenti berputar.
“Saya melihat, seburuk apa pun pandemi, tapi mereka tetap punya wajah kembar. Jangan pernah lupakan krisis, lihat bahwa jangan-jangan di balik krisis ada peluang bisnis yang tidak ditengok orang,” ungkap eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi RI itu dalam keterangannya, Minggu (27/12/2020).
Pandemi merupakan krisis yang berbeda dari krisis lain. Ia memandang, pandemi melahirkan perdebatan dua mazhab yang berbeda, yaitu pro pemulihan kesehatan dan pro pemulihan ekonomi. Keduanya ini harus dijalankan secara beriringan untuk mendapatkan keseimbangan yang ideal.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Tren Wisata Berubah, Jadi Bagaimana?
Suwarsono menuturkan, ada dua pokok persoalan dalam sisi publik pada masa pandemi ini, baik dalam sisi teknis dan dalam sisi politik. Sayangnya, negara berkembang memiliki kecenderungan penanganan krisis dimulai dari memulihkan sisi politiknya terlebih dahulu.
"Harusnya dimulai dari aspek teknis. Jadi kalau lagi pandemi, yang dibereskan adalah kesehatan dan ekonomi dulu, politiknya belakangan," jelasnya di sela peluncuran majalah elektronik FBE UII edisi pertama, bertajuk "Pandemi dan Krisis Ekonomi".
Sementara itu, seorang Diplomat Indonesia Adib Zaidani Abdurrohman mengatakan, salah satu kemajuan yang dihadirkan pandemi COVID-19 adalah teknologi. Hal ini menuntut orang-orang juga harus mampu berkembang dalam teknologi.
Dalam praktik seperti yang ia jalani selama ini, hubungan tatap muka dan hubungan personal yang erat merupakan hal yang sangat krusial dalam diplomasi antar bangsa.
Namun, pandemi memaksanya untuk berkomunikasi secara virtual dengan bantuan teknologi.
Baca Juga: Innalillahi! 234 Kiai dan Tokoh NU Wafat Selama Pandemi Covid-19
“Kenyataannya banyak sekali kedutaan besar yang memiliki IT budget yang sangat rendah. Hal ini berdampak saat kita sedang negosiasi jadi terhambat, koneksi terputus. Tentu ini mengurangi wibawa dari seseorang saat harus berada secara virtual,” ujar Negosiator Indonesia di Komite 5 PBB, New York, Amerika Serikat itu.
Ia sendiri sudah berkali-kali merasakan rapat penting antar bangsa di PBB yang dilaksanakan secara virtual selama pandemi COVID-19. Misalnya saja dalam pembahasan Preferential Trade Agreement Indonesia - Tunisia.
Adib menyatakan, pada saat itu Tunisia sangat keras sekali pada tarif-tarif Indonesia. Tapi dengan adanya pandemi, mereka jadi lebih banyak menyerah dengan Indonesia.
"Mungkin karena mereka merasa ribet sekali yang negosiasi dengan virtual. Disini terlihat Indonesia dengan kapasitas IT yang lebih baik," kata dia.
Dekan FBE UII Prof.Jaka Sriyana mengatakan, tema Pandemi dan Krisis Ekonomi dipilih, untuk merespons kondisi ekonomi yang sedang terimbas akibat pandemi yang masih belum menemukan ujung.
Diskusi yang dihadirkan dalam tema itu, diharapkan dapat memperkaya perspektif dalam merespon pandemi dan krisis ekonomi dengan berbagai macam sudut pandang, baik dalam perspektif kebijakan ekonomi nasional, ekonomi internasional, ekonomi Islam, maupun manajemen bisnis.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Pandemi Covid-19 Bikin Tren Wisata Berubah, Jadi Bagaimana?
-
Innalillahi! 234 Kiai dan Tokoh NU Wafat Selama Pandemi Covid-19
-
Tugu Virus Corona di Pekanbaru
-
Abai Tangani Pandemi, Bupati Probolinggo Ancam Tunda Pencairan Dana Desa
-
Peduli di Tengah Pandemi, Smaracatur '85' Surakarta Berbagi di Panti Asuhan
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 3 Rekomendasi HP Xiaomi RAM 12 GB: Harga Rp3 Jutaan dengan Memori 512 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Matic Murah untuk Wanita, Tahun Muda Harga Mulai dari Rp 65 Jutaan
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
Pilihan
-
Persija Jakarta Resmi Kenalkan 5 Asisten Pelatih Mauricio Souza
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Targetkan Pendapatan Rp 65 Miliar di 2025
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Kantongi Laba Bersih Rp 1,2 Miliar
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Baterai Jumbo, Terbaik Juni 2025
-
Ini Alasan QJMotor Indonesia Baru Umumkan Harga Off The Road 4 Motor Barunya
Terkini
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial
-
Pendidikan Gratis hanya Mimpi? Pemerintah Dinilai Belum Serius Tindak Lanjuti Putusan MK
-
Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia