Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 29 Desember 2020 | 13:34 WIB
Logo Palang Merah Indonesia (PMI)

Sutiman menjelaskan bahwa jika tidak dibarengi dengan layanan jemput bola tersebut, ketersediaan darah yang ada di Sleman akan sangat tipis. Terhitung bahwa kebutuhan darah di Sleman per harinya saja bisa mencapai 30-50 kantong.

"Dua bulan terakhir ini sudah lumayan banyak pendonor yang datang. Kalau yang paling dibutuhkan ya semua golongan darah tapi yang langka itu AB, untuk A, B dan O masih cenderung mudah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi PMI DIY Warjiyani menuturkan bahwa pada awal pandemi Covid-19 yakni periode April-Juni memang donor darah mengalami penurunan sebanyak 30 persen. Hal itu disebabkan oleh sejumlah instansi yang kemudian membatalkan donor darah tersebut.

"Padahal kita tahu kegiatan dari instansi tersebut menyumbang sekitar 50 persen dari total donasi. Tapi memang sekarang kegiatan tersebut sudah kembali dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Sekitar Agustus sudah mulai stabil," kata Warjiyani.

Baca Juga: Hari Relawan, Ketua PMI Jusuf Kalla Ingatkan Membantu Tanpa Pamrih

Warjiyani menambahkan, di bulan Oktober, November, Desember, stok darah di kota Jogja dan Sleman cenderung stabil. Sementara untuk ketersediaan di kabupaten lain semisal Gunungkidul pada bulan Desember ini hanya turun 0,8 persen. Sementara di Kulon Progo penurunan yang terjadi pun juga tidak signifikan.

Load More