SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memutuskan untuk tidak menutup total kawasan Malioboro dan Tugu saat malam tahun baru, Kamis (31/12/2020) malam ini.
Pemkot beralasan akan memberlakukan skema buka-tutup kawasan tersebut untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung maupun wisatawan saat pergantian tahun.
Padaha,l penambahan kasus COVID-19 di DIY, termasuk di Kota Yogyakarta, makin mengkhawatirkan. Setiap hari ada tambahan kasus baru yang cukup signifikan di Kota Yogyakarta.
Bahkan angka kematian pasien COVID-19 juga makin tinggi dari hari ke hari.
Kebijakan tersebut berbeda dari empat kabupaten lain di DIY. Pemkab Sleman, Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo sepakat membatasi jam buka kawasan wisata hanya sampai pukul 18.00 WIB dalam rangka mengantisipasi kerumunan.
Mengomentari kebijakan Pemkot ini, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana, Kamis siang, mengungkapkan, Pemkot harus bertanggung jawab bila terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 di Kota Yogyakarta.
Dengan makin menipisnya kapasitas rumah sakit rujukan yang menampung pasien, Pemkot diminta membangun selter perawatan COVID-19 di halaman balai kota.
"Saya tidak yakin Pemkot bisa mengendalikan kerumunan saat malam tahun baru, sebagaimana liburan kemarin, yang akibatnya kita rasakan saat ini," ujarnya.
Menurut Huda, semestinya Malioboro dan Tugu Jogja juga ditutup. Hal itu sesuai kesepakatan bersama dalam rapat di Polda DIY beberapa hari lalu.
Baca Juga: Jam Operasional Dibatasi, Tim Gugas Gunungkidul Bakal Razia Kawasan Wisata
Karenanya, melihat kondisi rumah sakit rujukan COVID-19, yang sudah penuh semua, maka Pemkot bisa berinisiatif membuka selter.
Apalagi saat ini sangat banyak warga terkonfirmasi positif COVID-19 yang tidak dapat perawatan karena ruangan tidak ada, padahal mereka perlu perawatan karena bergejala.
"Mungkin nanti kalau ada lonjakan kasus perlu buat selter perawatan di halaman Balai Kota Jogja, sepertinya masih cukup luas," tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengimbau masyarakat untuk melakukan laku prihatin bersama-sama pada pergantian tahun ini.
Warga diimbau tetap berada di rumah alih-alih berkerumun di ruang publik. Kesadaran tersebut sangat penting untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
"Warga diharapkan membatasi mobilitas dan tidak bepergian bila tidak mendesak. Tetaplah saling ngaruh ke [mengingatkan], tetulung [saling menolong] antarwarga, khususnya pada mereka yang terdampak COVID-19," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Kumpulan Resep Ikan Bakar Buat Memeriahkan Malam Tahun Baru 2021
-
Jam Operasional Dibatasi, Tim Gugas Gunungkidul Bakal Razia Kawasan Wisata
-
Jelang Tahun Baru, Petugas Sita Petasan dari Pedagang di Aceh Barat
-
Malam Tahun Baru, Sembilan Jalan di Kota Semarang Ini akan Ditutup
-
Malam Tahun Baru, Inul Daratista Pilih Urus Bisnis
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Antisipasi Darurat saat Nataru, Alat Pacu Jantung Otomatis Disiapkan Sejumlah Titik di Malioboro
-
Satu Armada Tembus Rata-rata 3 Kali Perjalanan Sehari, Libur Natal Wisata Jip Merapi Bawa Berkah
-
Dishub Sleman: Arus Lalu Lintas Libur Natal Masih Ramai Lancar, Rekayasa Belum Diterapkan
-
Lewat AgenBRILink, Ibu Rumah Tangga Ini Bangun Usaha & Ciptakan Lapangan Kerja di Desa
-
Libur Natal 2025: DIY Diserbu Dua Juta Kendaraan, Wisatawan Padati Stasiun dan Titik Masuk Utama