SuaraJogja.id - Rudy Isnawan (52), seorang pemilik bengkel motor sedang mencari pengendara (driver) ojek online (ojol) yang sudah berbaik hati, menolong dua karyawan bengkelnya, saat dianiaya oleh sejumlah remaja bermotor Scoopy beberapa waktu lalu.
“Saya mencari dia [driver ojol] untuk berterima kasih. Karena sudah berbaik hati menolong Indra. Padahal banyak [pengendara lain] yang lewat [di TKP], tapi enggak ada yang membantu saat itu, ojol itu berbaik hati mau menolong,” ucap Rudy, dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (31/12/2020).
Rudy mengungkapkan, dua karyawannya tersebut masing-masing Andika Surya (27), warga Kapanewon Godean, Sleman dan Indra Wibowo (21), warga Wonosari, Gunungkidul.
"Akibat dianiaya secara bergilir oleh rombongan bermotor Scoopy itu, mereka mengalami luka cukup serius. Terduga pelaku berjumlah enam orang, masih remaja," ungkap pemilik sebuah bengkel di Jalan Godean Km.7 tersebut.
Baca Juga: Dinkes Sleman Sesalkan Keputusan Pemda DIY Tak Jadi Terapkan PSBB
Di tempat kejadian, lanjut Rudy, kedua karyawannya --Indra dan Andika--, dianiaya oleh pelaku, menggunakan senjata tajam dan tumpul.
“Korban yang membonceng di belakang menderita perdarahan pada hidung dan telinga, kepala korban juga retak. Sedangkan yang mengemudi, mengalami luka sabetan sajam lebih banyak,” kata dia.
Kala dihubungi, Rudy mengisahkan peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (28/12/2020) sekitar pukul 04.00 WIB. Berdasarkan keterangan korban, kala itu mereka hendak menjemput motor milik pelanggan bengkel, di Wonosari.
Saat melintas di area Giwangan, Umbulharjo, Kota Jogja, keduanya bertemu dengan rombongan terduga pelaku. Dari keterangan dua korban, mereka tak saling mengenal dengan rombongan tersebut.
Pada dini hari itu, enam pelaku berjalan di belakang korban, dengan berboncengan menggunakan tiga motor. Sejumlah di antara pelaku, tiba-tiba menyerang tubuh korban menggunakan senjata tajam, berkali-kali hingga mereka terjatuh.
Baca Juga: Suspek COVID-19, Seorang Bayi 9 Bulan di Sleman Meninggal Dunia
"Korban Indra yang membonceng, jadi bulan-bulanan para terduga pelaku. Tak hanya sajam, mereka juga menggunakan benda tumpul. Jadi penganiayaan itu dua kali, menggunakan sajam dan benda tumpul,” tutur Rudy lagi.
Setelah korban Indra tidak berdaya, para pelaku pergi meninggalkan kedua korban. Korban Andika yang juga menderita luka sabetan sajam, masih sadar dan bisa bertahan. Kemudian langsung memindahkan tubuh rekannya ke pinggir jalan.
"Beruntungnya, ada seorang pengemudi ojol yang berbaik hati memberikan pertolongan. Mereka kemudian diantar ke rumah sakit, untuk mendapat perawatan," ucapnya.
“Dari hasil CT scan, dokter menyebutkan, Indra yang tak sadarkan diri itu mengalami retak pada kepala,” imbuh Rudy.
Sementara itu, pihaknya sudah membuat laporan kepada pihak berwajib, untuk mengusut para terduga pelaku penganiayaan.
Menyoroti pelaku dugaan penganiayaan jalanan berusia remaja, yang kerap lolos dari jeratan hukum, Rudy menyatakan bila pelaku ternyata benar masih remaja, ia akan membawa proses hukumnya ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
“Kami minta hukum seadil-adilnya,” kata Rudy.
Korban Sempat Ditolak Dua RS
Rudy menambahkan, perjuangan kebaikan hati ojol dimulai, ketika sang driver membantu kedua korban menuju rumah sakit dari TKP.
Pengemudi ojol yang belum diketahui identitasnya itu, mulanya membawa kedua korban berbonceng tiga menggunakan motornya, ke RSUD Jogja (RS Wirosaban). Namun pihak RS tidak menerima korban, karena situasi COVID-19.
Driver ojol tersebut menuju ke RS Pratama, kembali mendapat penolakan karena keterbatasan alat medis.
Setelahnya, sang driver mengantar korban ke RS Hidayatullah, di dekat XT Square, Umbulharjo.
Di RS Hidayatullah, tenaga medis membersihkan luka-luka korban dan menjahitnya. Namun, karena darah terus mengucur, driver itu membawa korban ke RSUP Dr Sardjito.
“Saya sudah bilang terimakasih padanya [driver ojol] saat itu. Tapi karena lagi panik, saya mau memberi sesuatu sebagai ucapan terimakasih belum terpikir. Jangankan minta nomor, tanya nama dia pun saya enggak sempat,” tutur Rudy.
Kini, Rudy hanya mampu menyebutkan ciri-ciri sang driver ojol yang kini ia cari. Orang tersebut diperkirakan berusia 25 tahun, tubuh agak tinggi, menggunakan kendaraan motor matik Beat dan memiliki besi duduk di bagian jok.
"Saya sudah membuat informasi di media sosial untuk, dengan harapan bisa menjumpai orang tersebut. Sudah ada dua orang yang inbox adik saya, ngaku nya ojol itu. Biasanya kalau yang baik-baik banyak yang mengaku-mengaku begitu,” terangnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Kasus Penganiayaan Ojol, Polisi Buru Anak Buah Habib Bahar bin Smith
-
PNS Wanita Ditemukan Tewas di Kontrakan, Tak Ada Luka Bekas Penganiayaan
-
Kabur ke Rumah Kakak Ipar, Pelaku Penganiayaan Terhadap Dokter Ditangkap
-
Santri Al Irsyad Diduga Dianiaya, Pengasuh: Bukan Penganiayaan, Tapi...
-
Sempat Viral Penganiayaan di Warung Burjo Jakal, Ternyata Dipicu Hal Sepele
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 3 Rekomendasi HP Xiaomi RAM 12 GB: Harga Rp3 Jutaan dengan Memori 512 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Matic Murah untuk Wanita, Tahun Muda Harga Mulai dari Rp 65 Jutaan
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
Pilihan
-
Persija Jakarta Resmi Kenalkan 5 Asisten Pelatih Mauricio Souza
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Targetkan Pendapatan Rp 65 Miliar di 2025
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Kantongi Laba Bersih Rp 1,2 Miliar
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Baterai Jumbo, Terbaik Juni 2025
-
Ini Alasan QJMotor Indonesia Baru Umumkan Harga Off The Road 4 Motor Barunya
Terkini
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial
-
Pendidikan Gratis hanya Mimpi? Pemerintah Dinilai Belum Serius Tindak Lanjuti Putusan MK
-
Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia