Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 04 Januari 2021 | 15:35 WIB
Gunung Merapi terlihat jelas dari kawasan Cangkringan, Sleman, Rabu (18/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Deformasi Gunung Merapi mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Terbaru, peningkatan deformasi sudah mencapai 21 cm per hari sejak Minggu (3/1/2021) kemarin dan bertahan hingga Senin (4/1/2020).

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengakui, memang laju deformasi Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan sebelumnya, laju deformasi hanya sebesar 14 cm hingga 18 cm, sedangkan kini berada di angka 21 cm.

"Dalam tiga hari terakhir, jika kita pantau dengan menggunakan electronic distance measurements (EDM) di Pos PGM Babadan, rata-rata laju deformasi Gunung Merapi sebesar 21 cm per hari," kata Hanik pada Senin.

Diketahui, pada Kamis (31/12/2020) laju rata-rata deformasi saat itu masih sekitar 18 cm per hari.

Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Guguran Material Sejauh 1,5 Km

Bahkan pada Selasa (29/12/2020), laju deformasi berdasarkan pantauan dari pos PGM Babadan lebih rendah lagi, yakni 14 cm per hari.

Selain peningkatan pada laju deformasi, gempa guguran juga mengalami aktivitas serupa.

Pada Selasa (29/12/2020), jumlah gempa guguran hanya terjadi sebanyak 48 kali.

Kemudian jumlah meningkat pada Kamis, yang tercatat sebanyak 55 kali gempa guguran, lalu kembali meningkat cukup drastis pada Jumat (1/1/2021) kemarin, dengan jumlah 108 gempa guguran.

"Walaupun sebenarnya ada penurunan pada Sabtu (2/1/2021), yakni 92 gempa guguran saja, tapi jumlah itu masih lebih tinggi dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Untuk aktivitas kegempaan lainnya di periode waktu yang sama, gempa vulkanik dangkal sebanyak 100, gempa fase banyak (hybrid) sebanyak 467, sedangkan gempa embusan sebanyak 119 kali," ungkapnya.

Baca Juga: Juru Kunci Gunung Merapi: Juru Kunci Bukan Dukun dan Kiai

Selain itu, Gunung Merapi juga sempat memuntahkan guguran material dengan jarak luncur 1,5 kilometer pada Minggu pagi.

Guguran yang dikeluarkan gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu mengarah ke Kali Lamat.

Muntahan material itu tidak hanya mengarah Kali Lamat. Guguran material Merapi lainnya juga terlihat meluncur di Kali Senowo, Kabupaten Magelang.

Jarak luncurannya masih sama dengan yang mengarah ke Kali Lamat, yakni sepanjang 1,5 kilometer.

Ditambahkan Hanik bahwa pihaknya memastikan hingga saat ini, titik api diam yang menjadi tanda erupsi segera terjadi belum tampak. Bahkan kubah lava pun sampai sekarang belum terlihat.

"Hingga saat ini belum terpantau munculnya titik api diam di Gunung Merapi," tandasnya.

Load More