Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 12 Januari 2021 | 14:27 WIB
Butet Kartaredjasa menyantap soto Pak Syamsul di Pasar Colombo, Sleman, Yogyakarta. - (Youtube/ButetKartaredjasa)

"Jadi di dalam soto itu, pertaruhannya adalah pada ramuan-ramuan rempah, kaldu daging," ujar Butet.

Soto khas Pak Syamsul ini terasa sangat berbeda dengan siti Lamongan yang biasa disantap Butet. Sensasi gurih dan segar yang ada di dalam soto membuat kuah yang ditelan terasa menggelitik di dalam perut.

Dalam satu suapan soto Pak Syamsul, Butet terasa dimanjakan oleh bawang yang sangat terasa. Ia juga menambahkan perasan jeruk ke dalam mangkok sotonya bersama dengan beberapa lauk tambahan.

Butet Kartaredjasa menyantap soto Pak Syamsul di Pasar Colombo, Sleman, Yogyakarta. - (Youtube/ButetKartaredjasa)

Lihat video Butet menyantap Soto Pak Syamsul DI SINI.

Baca Juga: 3.402 Rumah Warga Lamongan Terendam Luapan Banjir Bengawan Jero

Campuran sumsum dan kuah soto sendiri menjadi bagian favorit Butet. Sensasi yang diberikan seolah memanjakan lidah dan perutnya. Butet menjelaskan jika warung tersebut cukup sederhana dengan luas bangunan hanya 3x3 meter saja.

Sekali makan, ruangan tersebut hanya bisa menerima maksimal 12 orang pengunjung saja. Tidak jarang, Butet menemukan antrian para pengunjung yang ingin menyantap soto tersebut.

"Bersiaplah antri di warung Pak Syamsul ini," ujar Butet.

Bersamaan dengan keramaian di Pasar Colombo Warung Pak Syamsul buka sejak pukul 6 pagi dan tutup sekitar pukul 12 hingga 1 siang. Menjelang siang, biasanya sajian soto yang dijual sudah habis terhidangkan.

Sejak diunggah Selasa (11/1/2021), video warung soto khas Lamongan di Yogyakarta itu sudah ditonton lebih dari 5000 kali. Ada 200 lebih pengguna YouTube yang menekan tanda suka dan puluhan lainnya memilih untuk berkomentar.

Baca Juga: Warung Makan Mbah Juri, Wujud Toleransi Umat Katolik dan Muslim

Load More