SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo mempertanyakan mengenai hasil dari subsidi pupuk yang selama ini diberikan oleh pemerintah. Jokowi menilai jika setiap tahunnya pemerintah terus menggelontorkan dana guna memberikan subsidi pupuk dengan nominal lebih dari Rp 30 Triliun. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian tahun 2021.
Sementara itu, mantan Menteri Kelutan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut memberikan tanggapannya di akun Twitter pribadinya @susipudjiastuti. Perempuan yang dikenal menenggelamkan kapal asing ini meminta presiden untuk menghentikan semua jenis subsidi yang berupa komoditas atau barang. Sebab, subsidi berupa barang kerap kali disalahgunakan.
"Stop semua jenis subsidi yang berupa comodity/ barang karena selalu disalahgunakan yang dapat akhirnya yang tidak berhak. Ganti saja dengan ketersediaan bibit gratis atau bantuan tunai. Bangun data penerima yang sebenar-benarnya. Please," tulis Susi dalam cuitannya.
Pemberian subsidi dalam bentuk barang disebut kerapkali disalah gunakan. Orang yang menerima barang subsidi tersebut justru orang-orang yang sebenarnya tidak berhak. Daripada memberikan subsidi barang, Susi menyarankan agar pemerintah menggantinya dengan ketersediaan bibit gratis atau bantuan tunai.
Selain itu, Susi juga menyarankan agar pemerintah membangun data penerima yang benar-benar berhak. Di akhir cuitannya, Susi bahkan menyelipkan kata permohonan dengan dua emoji tangan menangkup. Seolah menginginkan saran tersebut bisa benar-benar didengarkan oleh Presiden Jokowi. Meski sudah tidak menjabat di kementerian, Susi tidak pernah berhenti memberikan saran untuk pemerintah.
Sejak diunggah Selasa (12/1/2021), cuitan Susi mengenai penggantian barang subsidi menjadi pemberian bibit gratis atau bantuan tunai tersebut sudah disukai 800 lebih pengguna Twitter. Ada lebih dari 200 warganet yang ikut membagikan ulang permintaan Susi tersebut. Selain itu, tidak sedikit juga warganet yang ikut memberikan tanggapan di kolom komentar.
"Pakai kartu tani sudah ditentukan di toko mana belinya, dapat kuota berapa kg tiap petani, tapi pas di tokonya stoknya gak ada, itu bagaimana ceritanya coba," tulis akun @yudha_first.
"1 lagi bu Susi kalau boleh saran bikin koperasi di tiap-tiap daerah, tugasnya menerima/membeli hasil tanam petani. Banyak kendala yang dialami petani, mulai dari bibit, pupuk sampe jual. Semuanya mesti dijembatani pemerintah," komentar akun @komocorn.
"Pupuk dan teman-teman semakin mahal, giliran harga cabe naik malah mau diturunin gak bisa banget liat petani bahagia jadi petani itu capek tau keluarga saya petani semua kalau harga bahan pangan mau murah (stabil) turunkan harga pupuk," tanggapan akun @ShelaSkydapp.
Baca Juga: Anies Blusukan ke RS Fatmawati, Susi Pudjiastuti Sampaikan Permohonan Ini
Sementara akun @Joni4kon mengatakan, "Setuju dengan pendapat ibu, subsidi pupuk tidak dinikmati oleh petani tapi dinikmati oleh saluran distribusi, jika mau subsidi lebih baik langsung ke petani dengan kartu debit yang hanya bisa digunakan untuk beli bibit, pupuk dan obat-obat."
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Dirut PSIM Yogyakarta Dapat Kesempatan Belajar di NFL, Satu-satunya dari Indonesia
-
Hadirkan Perumahan Mewah di Tengah Kota Yogyakarta, Nirwana Villas Malioboro Pastikan Legalitas Aman
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana