SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman optimis dapat merampungkan vaksinasi tahap pertama selama lima hari kedepan di wilayahnya. Optimisme itu sejalan dengan peningkatan jumlah vaksinator yang ada di Sleman menjadi sebanyak 220 orang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo, kepada awak media dalam acara kick off vaksinasi Covid-19 di Puskemas Ngemplak II, Sleman, Kamis (14/1/2021). Menurutnya penambahan vaksinator ini dapat membantu memaksimalkan proses vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sleman.
"Vaksinator sekarang sudah menjadi 220. Dulu, kan baru 58 orang. Kemarin, Senin-Selasa kita lakukan pelatihan lagi untuk tambah vaksinator. Target kita satu faskes ada 4-5 vaksinator. Jadi totalnya ada 220 orang," ujar Joko.
Joko menjelaskan memang sejak awal target vaksinasi Covid-19 di Sleman tahap pertama ini dapat selesi dalam lima hari. Namun mempertimbangkan banyaknya variasi di satu fasilitas kesehatan (faskes) terutama dari sumber daya manusia yang ada.
Baca Juga: Dishub Sleman Bakal Tambah Lampu di 8 Titik Jalur Evakuasi Merapi
Maka Dinkes Sleman tetap akan menargetkan pemantauan vaksinasi itu selama dua minggu. Artinya setelah dilakukan vaksin pemantauan akan tetap berlangsung sebelum nantinya dilakukan vaksinasi kembali.
"Hari ini sudah langsung vaksinasi Covid-19 nakes juga. Di Puskesmas Ngemplak II sini sudah. Lalu ada di rumah sakit banyak yang sudah mengabari saya. Di Hermina, Panti Rini, sudah banyak yang melaksanakan vaksinasi. Puskesmas juga begitu," paparnya.
Joko menuturkan upaya vaksinasi Covid-19 menyasar sebanyak 12.380 orang di Sleman. Sementara untuk faskes yang disediakan terdapat sebanyak 52 unit.
Secara teknis kata Joko, nantinya dalam satu hari, satu faskes ditargetkan memberikan layanan vaksinasi Covid-19 sebanyak tiga sesi. Sedangkan untuk satu sesi diberikan kuota sebanyak 20 orang.
"Kalau itung-itungan matematis lima hari selesai. Karena, sasaran kita ada 12.380. Kemudian, faskesnya ada 52 unit. Sehari bisa 60 orang dalam 4 hari bisa menyelesaikan 240 orang. Tinggal dikalikan 52 unit faskes jadi butuh waktu 5 hari. Tapi kita beri surveillance 2 minggu. Akhir Januari diperkirakan sudah selesai," terangnya.
Baca Juga: Selain dr Tirta, Ini Tokoh di Sleman yang Dapat Vaksin Covid-19 Pertama
Ditegaskan Joko, bagi penerima vaksin tetap harus menaati protokol kesehatan. Bukan lantas bisa abai begitu saja saat melakukan aktivitas hingga tidak memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Iya, tetap harus prokesnya dijaga. Karena, masalahnya kan belum seluruh penduduk divaksin. Jadi, herd immunity belum terbentuk. Maka, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. Jadi saling menguatkan antara penerapan protokol kesehatan dengan vaksinasi Covid-19," tandasnya.
Sementara terkait dengan tingkat keamanan vaksin Sinovac, kata Joko, berdasar informasi dari BPOM tingkat efikasinya sebanyak 65,3 persen. Sementata kalau minimal standar WHO itu adalah 50 persen.
Sebelumnya Bupati Sleman Sri Purnomo, berharap penyebaran Covid-19 di Sleman khususnya bisa lebih dikendalikan dengan adanya vaksin dan masyarakat yang bersedia juga untuk divaksinasi. Sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 hingga paling tidak menyamai target angka kesembuhan di tingkat nasional.
Selain itu juga angka kematian diharapkan semakin kecil dengan peningkatan kekebalan tubuh dari warganya. Tentunya dengan tetap menerapkan citamasjajar (cuci tangan, pakai masker, jaga jarak).
Ia juga meminta masyarakat tidak perlu takut untuk menerima vaksinasi Covid-19. Menurutnya pemberian vaksinasi diperlukan untuk menambah ketahanan masyarakat untuk menghadapi kondisi sebaran virus Covid-19 yang belum menghilang.
"Karena memang targetnya itu 70 persen dari total keseluruhan warga yang ada di daerah tersebut. Di Sleman kira-kira ada 1,1 juta orang ya berarti paling tidak ada 770 ribu vaksin yang nanti diperlukan di Kabupaten Sleman," tandas Sri.
Berita Terkait
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Ngeri, Ternyata Ini yang Terjadi Kalau Dari Lahir Anak Tidak Diimunisasi
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini