SuaraJogja.id - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengubah rekomendasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi per 15 Januari 2021. Dengan perubahan potensi bahaya erupsi ini, diperkirakan pengungsi di Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sudah bisa untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kasi Gunung Merapi Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi kepada awak media, Sabtu (16/1/2021). Disampaikan Agus, per 15 Januari 2021 distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif yakni sebesar 40 persen.
"Probabilitas itu melampaui probabilitas l lain, yaitu potensi erupsi eksplosif dan kubah dalam yang lantas menurun secara signifikan," kata Agus.
Melalui kesimpulan itu, kata Agus, memperhatikan erupsi saat ini yang mengarah ke barat daya, maka potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.
Baca Juga: Gunung Merapi 36 Kali Muntahkan Lava Pijar, Jarak Luncur Sampai 1,5 Km
Potensi bahaya itu bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.
"Dengan kesimpulan itu mengandung konsekuensi bahwa masyarakat yang tinggal di luar daerah bahaya yang kami sebutkan tadi bisa itu kembali ke rumah," terangnya.
Namun demikian, Agus menegaskan, masyarakat perlu mengambil kesempatan terbaik yang telah diberikan Merapi dengan aktivitas yang tenang saat ini. Dengan cara tetap menyesuaikan perkembangan aktivitas Merapi jika sewaktu-waktu kembali bergejolak lagi.
"Jadi perlu disampaikan bahwa kita harus selalu beradaptasi atau hidup harmoni dengan Gunung Merapi. Jika Merapi memang pengen berekspresi yang itu di luar aktivitasnya biasanya, kita yang menyesuaikan, kita sudah diberi manfaat banyak. Itu sesuatu yang fair untuk dilakukan. Intinya bahwa saat ini masyarakat bisa untuk tinggal di pemukiman mereka di luar area bahaya yang kita tetapkan saat ini," tuturnya.
Perlu diketahui bahwa saat ini di Kabupaten Sleman, masih ada warga dari kelompok rentan di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman yang mengungsi di barak pengungsian. Pengungsian itu pun sudah berlangsung hampir tiga bulan lamanya.
Baca Juga: Penampakan Letusan Efusif Gunung Merapi
Terkait kondisi tersebut, Agus menuturkan bahwa pengungsi di Glagaharjo sudah bisa untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun keputusan itu dikembalikan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman untuk mempersilakan warganya kembali ke rumah.
"Pengungsi di Glagaharjo sudah bisa pulang tapi tergantung dengan pemerintah ya karena pemerintah yang melakukan penanggulangan bencana dan kami rekomendasi bahaya. Barangkali ada pertimbangan-pertimbangan sosio kultural atau psikologis untuk mempertahankan pengungsi ini adalah wewenang dari pemerintah daerah," ujarnya.
Sementara itu Lurah Glagaharjo, Suroto, mengakui belum mengetahui lebih lanjut tentang informasi perubahan rekomendasi tersebut. Namun kata Suroto, ia tetap akan mengikuti aturan atau rekomendasi dari BPPTKG.
"Saya belum tahu infonya malahan. Intinya kalau memang sudah diperbolehkan pulang ya alhamdulillah. Kalau atas nama desa itu tidak ada aturan sendiri tapi paling tidak rekomendasi dari BPPTKG seperti apa," kata Suroto.
Suroto menyebut pihaknya akan memastikan informasi tersebut terlebih dulu selain juga menunggu instruksi dari Pemkab Sleman. Ia menilai tanggap darurat Gunung Merapi yang masih akan berlangsung hingga 31 Januari 2021 mendatang akan tetap diselesaikan oleh Pemkab Sleman.
"Jadi sebelum ada surat resmi saya belum bisa melepaskan warga masyarakat. Nanti kalau saya lepas dan ada apa-apa siapa yang disalahkan, kan gitu, utamanya tetap pada keselamatan warga," tegasnya.
Senada Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan, menyebut tidak akan tergesa-gesa dalam memulangkan para pengungsi. Pihaknya masih akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemkab Sleman dan Pemdes setempat.
"Masih akan kita koordinasikan. Kita kan tidak bisa langsung untuk memulangkan, masih harus ada persiapan. Senin atau selasa kami akan koordinasi penuh dengan Pemdes di Kapanewon Turi, Pakem dan Cangkringan," kata Makwan.
Berita Terkait
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Aktivitas Gunung Merapi Intensif, Ratusan Guguran Lava dan Awan Panas Ancam Zona Bahaya
-
Potret dan Profil Juliana Moechtar, Istri Komandan Upacara di IKN Dulunya Pemain Misteri Gunung Merapi
-
Letusan Gunung Kanlaon Filipina: 625 Hektar Lahan Pertanian Hancur Tak Berbekas!
-
Terus Bertambah, Korban Meninggal Dunia Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Mencapai 50 Orang
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony