SuaraJogja.id - Dipilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai kapolri rupanya disambut penolakan oleh sejumlah kalangan, seperti yang disampaikan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah.
Di Instgaram, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman ini mengungkapkan, adanya sejumlah pendapat kontra itu lantaran Komjen Sigit tidak beragama Islam.
Mendengar riuhnya pendapat tersebut, Gus Miftah mengingatkan bahwa Polri bukanlah lembaga dakwah, sehingga tak penting apa pun agama yang diyakini sang kepala.
"Apa pendapat Gus Miftah terhadap pengangkatan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon kapolri? Kan dia orang non-Islam? Heh, bro, ingat ya. Polri itu lembaga negara yang ngurus kamtibmas, bukan lembaga dakwah. Di Polri, semua agama ada. Itu artinya apa? Kapolri tidak harus seorang Muslim," katanya dalam video yang ia unggah di Instagram TV pada Senin (18/1/20210).
Baca Juga: Calon Kapolri Listyo Langkahi Senior, Kompolnas: Semua Menerima kalau...
Menurut Gus Miftah, kriteria terpenting untuk membuat seseorang pantas menjabat kapolri bukanlah agamanya.
"Siapa pun dia, profesional, punya kapasitas, punya kapabilitas, layak untuk menjadi kapolri, dan Komjen Sigit memenuhi syarat itu," lanjut dia.
Pendakwah lulusan UIN Sunan Kalijaga ini menerangkan, selain memenuhi syarat sebagai kapolri, Komjen Sigit juga telah mencetak beragam prestasi. Apalagi, pembawaannya yang pendiam membuat Gus Miftah terkesan.
TONTON VIDEONYA DI SINI.
"Kita lihat pengalamannya. Beliau pernah menjabat sebagai kadiv propam, menegakkan profesionalisme kepolisian. Beliau menjabat sebagai kabareskrim, dan sudah sangat banyak prestasinya, dan yang paling saya suka dari beliau, beliau adalah tipe polisi pendiam karena beliau sadar, diam itu adalah emas. Maka istrinya Gus Miftah kalau minta emas, saya perintahkan untuk diam," jelas Gus Miftah.
Baca Juga: Calon Kapolri Listyo Sigit Prabowo Langkahi Senior, Kompolnas: Gak Masalah
Ia pun memberi sejumlah contoh pengungkapan kasus hingga penangkapan tersangka yang dilakukan secara diam-diam, antara lain saat Djoko Tjandra dipulangkan, kemudian penyerang Novel Baswedan, tersangka kasus BNI Kebayoran LC fiktif, hingga anggota kepolisian yang mem-back up Djoko Tjandra ditangkap.
Selain itu, Gus Miftah mengagumi respek yang ditunjukkan Komjen Sigit terhadap umat Muslim. Dirinya menilai, sikap tersebut turut menjadikannya pantas menjabat kapolri.
"Dan komunikasinya dengan umat Islam luar biasa. Ketika beliau menjabat kapolda Banten, beliau silaturahmi kepada pesantren dan kiai dengan sangat harmonis. Itu artinya apa? Komjen Sigit layak menjadi seorang kapolri," tutur ulama yang kerap memakai blangkon itu.
Di akhir video, Gus Miftah mengingatkan masyarakat yang mempermasalahkan agama Komjen Sigit supaya berpikir ulang sebelum menyampaikan pendapatnya.
"Maka bagi kamu yang suka ngomong yang enggak-enggak, please deh, dipikir dulu. Malu dengan pantat. Pantat saja kalau mau kentut mikir dulu, ada yang mendengarkan apa enggak. Masak mulut ngomong enggak pernah dipikir? Dasar! Tuman!" tegas Gus Miftah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), lewat suratnya ke DPR, mengusulkan Komjen Sigit sebagai calon tunggal kapolri menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis, yang segera memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021. Saat ini, Komjen Sigit menjabat sebagai kabareskrim.
Kendati demikian, ternyata ada kelompok yang menolak Komjen Sigit sebagai calon kapolri baru. Terdapat tiga ciri khusus kelompok yang menolaknya.
Pernyataan tersebut disampaikan pakar intelijen sekaligus Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib di Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (16/1/2021).
Kelompok pertama, menurut Ridlwan, yakni mereka yang cemas dengan rekam jejak bersih Komjen Sigit karena melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu.
Kelompok kedua yang menolak Komjen Sigit adalah kelompok intoleran yang memainkan narasi SARA lantaran Komjen Sigit beragama Kristen.
Terakhir, kelompok ketiga yang anti terhadap pencalonan Komjen Sigit adalah kelompok terorisme yang selama ini berfatwa bahwa polisi halal dibunuh.
Berita Terkait
-
Selain Raffi Ahmad, Gus Miftah hingga Giring Ganesha Belum Laporkan Harta Kekayaan ke KPK
-
Ngaku Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo karena Ogah Potong Rambut, Gus Miftah Disindir Netizen: Munafik!
-
Respons Gus Kautsar Usai Gus Miftah Dilantik Jadi Utusan Khusus Presiden: Ada Harapan...
-
Gus Miftah Ditunjuk Jadi Utusan Khusus Kerukunan Beragama, Netizen: ke Istrinya Saja Kasar
-
Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Dilantik Jadi Utusan Khusus Presiden, PDIP Ungkit Dokter Terawan yang Gagal
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025