Himbauan dari pemerintah berjalan hingga masa-masa sebelum kampanye. Terjadi pergeseran dari hal-hal yang sudah dilakukan pemerintah saat pagelaran Pilkada. Banyak kampanye yang dilakukan pada malam hari. Sedangkan pada penerapan 3 M pemerintah sudah menetapkan batas waktu pukul 18:00 WIB. Perubahan perilaku tersebut tidak terpengaruh oleh euforia vaksin.
Paulus juga menyampaikan jika penyebab utama merebaknya Covid-19 di Kabupaten Ngada adalah karena adanya pelaku perjalanan. Sejak awal ada 11 ribu lebih pelaku perjalan yang berkunjung. Pemerintah telah menetapkan sepuluh pintu masuk ke wilayahnya dengan membangun posko untuk melakukan pengendalian dan pengawasan pengunjung.
Para pelaku perjalanan ini juga didata kemana saja tujuan wisata tersebut. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, pemerintah juga meminta pelaku wisata itu untuk melakukan uji Rapid Tes. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan lokal. Ada dua etnis yang tinggal di kabupaten tersebut. Edukasi dalam baliho dan sebagainya juga sudah diterjemahkan dalam kedua bahasa daerah tersebut.
"Di Ngada ini banyak ritual-ritual daerah yang harus dihadiri suku dan peserta tidak mungkin dalam jumlah sedikit," terang Paulus.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Pemberian ASI Eksklusif Anak Indonesia Justru Meningkat
Pihaknya bahkan sampai melakukan upaya-upaya paksa agar masyarakat bisa mentaati protokol kesehatan. Paulus menilai jika apa yang pihaknya lakukan sudah berjalan secara masif dan maksimal. Pemeriksaan difokuskan kepada pelaku perjalanan yang menetap di kabupaten. Mereka diminta untuk mengikuti rapid test.
Hingga bulan Desember, pemerintah baru bisa melakukan rapid antibody karena keterbatasan APBD. Sedangkan pada bulan Januari, pihaknya baru mulai melakukan rapid antigen. Dari situ diketahui ada 30 orang lebih yang terkonfirmasi positif Covid-19. Seperti dugaan awal, penyebab utamanya adalah pelaku perjalanan. Baik perantau yang pulang ke daerah dan orang-orang yang baru berkunjung ke luar daerah.
Ada dua tempat fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah sebagai tempat isolasi pasien. Ada sekitar 40 tempat tidur yang sudah dipersiapkan. Rencananya, pemerintah juga akan melakukan pengadaan 1000 alat Rapid Test Antigen untuk melakukan pengecekan di rumah sakit dan puskesmas. Terutama pasien rawat inap, sebelum menjalani perawatan bisa diketahui kondisinya.
"Membutuhkan kerjasama semua daerah, tidak mungkin Ngada bekerja seorang diri," terang Paulus.
Perlu ada satu regulasi yang bisa diterapkan secara bersama-sama. Penanganan Covid-19 ini juga perlu melihat kondisi setiap daerah. Sehingga peraturan perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Namun, dari masing-masing itu bisa dicari satu regulasi yang bisa diterapkan oleh masing-masing pemangku wilayah dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Dungu Menko Airlangga Tak Jujur Pernah Positif Covid-19
Ketua Tim Periset Pemberdayaan, Edukasi Dan Literasi Terkait Covid-19 Untuk Perubahan Perilaku Komunitas UI, Hadi Pratomo menjelaskan jika zona hijau adalah daerah paling bagus untuk mempersiapkan. Masyarakat yang tinggal di tempat tersebut seharusnya lebih siap menghadapi pandemi. Pendekatan yang dilakukan juga bukan hanya perintah namun digarap secara serius.
"Salah satu langkah yang akan kita lakukan adalah memvisualkan hal-hal yang tidak tampak," ujar Hadi.
Perubahan perilaku dinilai terjadi secara bertahap, untuk itu perlu dilakuka pendampingan oleh pihak berwajib. Masyarakat dinilai telah menerima informasi mengenai Covid-19 setiap hari dari berbagai media. Saat ini yang terjadi di tengah masyarakat justru dugaan keterkujatan budaya. Salah satunya karena virus yang menyerang tidak tampak langsung oleh mata.
Kedepannya, Hadi dan timnya tengah mengembangkan visualisasi virus untuk langkah edukasi dan pendampingan kepada masyarakat. Agar warga bisa menghadapinya sesuai dengan budaya yang berkembang di sekitarnya. Sebab ada norma-norma tertentu harus disesuaikan dengan penanganan Covid-19. Banyaknya musibah di berbagai daerah membuat Hadi prihatin karena dinilai bisa memperburuk situasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh