SuaraJogja.id - Terinfeksinya Bupati Sleman Sri Purnomo tujuh hari setelah disuntik vaksin Covid-19 Sinovac tak menutup kemungkinan bahwa ia sudah terjangkit virus corona saat vaksinasi.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Ia menyebutkan, saat divaksin, kemungkinan Sri Purnomo sedang dalam masa inkubasi virus SARS-CoV-2.
"Jika melihat 'sequence' waktunya, sangat mungkin pada saat Bupati divaksin beliau dalam masa inkubasi, di mana sudah terpapar virus tapi belum bergejala," kata Nadia dalam keterangannya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Nadia menegaskan bahwa Sri Purnomo bukan terinfeksi COVID-19 karena vaksin tersebut.
Menurutnya, vaksin COVID-19 hanya berisi virus yang dilemahkan, sehingga hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.
Bupati Sleman Sri Purnomo secara terbuka mengakui positif COVID-19 pada Kamis (21/1/2021). Seminggu sebelumnya atau pada Kamis (14/1/2021), dirinya mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama, yang juga diberikan ke kepala daerah lain.
"Secara alamiah waktu antara paparan dan munculnya gejala atau load virus sedang tinggi adalah sekitar lima sampai enam hari, di mana waktu yang pas, karena divaksin pada 14 Januari sementara hasil swab PCR positif tanggal 20 Januari," kata Nadia.
Namun, Nadia menyebutkan, kasus positif COVID-19 Bupati Sleman walau sudah divaksin tetap dilaporkan sebagai kasus KIPI atau kejadian ikutan pascaimunisasi.
Baca Juga: Bupati Sleman Positif Corona Sepekan Usai Divaksin, Ini Respon Ketua IDI
Nadia menekankan bahwa vaksinasi COVID-19 memang membutuhkan dua kali dosis penyuntikan agar sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus.
Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal. Sementara itu, suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.
Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang.
Sejumlah vaksin seperti cacar air, hepatitis A, herpes zoster, atau cacar ular juga memerlukan dua dosis vaksin untuk mencegah penyakit tersebut.
Beberapa vaksin bahkan membutuhkan dosis lebih banyak seperti vaksin DPT untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis.
Nadia menekankan, proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan.
Tag
Berita Terkait
-
IDI Jelaskan Alasan Bupati Sleman Positif Corona Meski Sudah Divaksin COVID
-
Ini Penjelasan IDI Soal Bupati Sleman Positif Corona Setelah Divaksin
-
Bupati Sleman Positif Corona Sepekan Usai Divaksin, Ini Respon Ketua IDI
-
Bupati Sleman Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin, dr Tirta Jelaskan Ini
-
Bupati Sleman Positif Covid-19, Diduga Tertular Dari Pimpinan OPD
Terpopuler
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Cuma 3 Jam 35 Menit dari Jakarta, Thom Haye Mungkin Gabung ke Klub Ini, Bukan Persib Bandung
- 35 Kode Redeem FF MAX Hari Ini 23 Agustus: Klaim Bundle Itachi, Emote Susanoo & Senjata Akatsuki
Pilihan
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
-
Terbongkar! Anggota DPR Pajaknya Dibayarin Negara, Netizen: Terus Gaji Gede Buat Apa?
-
Kapan Pemain Timnas Indonesia Berkumpul Hadapi FIFA Matchday? Ini Jadwalnya
-
Drama Korupsi Haji: Kronologi Gus Yaqut dari Diperiksa KPK Sampai Muncul HP Misterius
Terkini
-
Berbagai Keunggulan Jika Anda Gabung Promo Novablast 5
-
Bantah Adanya Korban Meninggal, Polisi Ungkap Kronologi Kericuhan Suporter PSIM vs Persib di Jogja
-
Lubang Menganga di Sleman, Karst Gunungkidul Terancam: Yogyakarta Kalah Lawan Tambang Ilegal?
-
Ricuh di Jogja, Polisi Pastikan Ratusan Suporter Asal Bandung sudah Dipulangkan
-
Ricuh Suporter PSIM dan Persib di Jogja, Polisi Sebut Timbulkan Beberapa Korban Luka