SuaraJogja.id - Uji coba perjalanan KRL Yogyakarta-Solo kembali dilanjutkan dengan masyarakat umum mulai Senin (1/2/2021) hingga sepekan ke depan sampai Minggu (7/2/2021).
Sebelumnya, KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan uji coba perjalanan KRL Yogyakarta-Solo pada 20 hingga 31 Januari 2021 dengan pengguna terbatas.
Direktur Utama KAI Commuter Wiwik Widayanti, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan, hari pertama uji coba pelayanan perjalanan KRL Yogya-Solo dengan masyarakat umum ini berlangsung secara aman dan tertib.
Uji coba hari pertama ini diikuti lebih dari 1.700 pengguna yang ingin mengetahui layanan KRL dan merasakan pengalaman menggunakan kereta listrik pertama di Indonesia di luar wilayah Jabodetabek.
Dilansir ANTARA, calon peserta uji coba dengan tertib melakukan Tap-In dan Tap-Out untuk transaksi pembayaran tiket perjalanan KRL.
Petugas di stasiun dan kereta juga senantiasa memberikan edukasi mengenai tata cara menggunakan KRL.
Wiwik menyampaikan, peserta uji coba KRL harus mendaftar melalui Aplikasi KRL Access dan memiliki tiket yang sesuai untuk naik KRL.
“Tiket yang dapat digunakan adalah Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter maupun kartu uang elektronik dari bank yaitu Mandiri E-money, BNI Tap Cash, Brizzi dari BRI, dan Flazz BCA. Setiap KMT atau kartu uang elektronik bank hanya berlaku untuk satu orang,” katanya.
Ia mengungkapkan, KMT dapat dibeli di seluruh loket stasiun yang melayani KRL dengan harga Rp30.000 termasuk saldo Rp10.000.
Baca Juga: Cara Naik KRL Jogja-Solo di Masa Uji Coba dengan Tarif Rp 1
KAI Commuter juga menyediakan petugas mobile yang akan menawarkan KMT kepada para calon peserta uji coba mudah untuk mendapatkan KMT.
Pada masa pandemi ini, KAI Commuter juga memberlakukan protokol kesehatan (prokes), seperti pembatasan jumlah pengguna di setiap perjalanan KRL, dengan kuota 74 orang per keretanya.
Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan upaya physical distancing di seluruh perjalanan KRL. Pengguna KRL juga diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum naik KRL, menggunakan masker minimal tiga lapis atau menggunakan masker medis, juga mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan KRL.
Yang berbeda pada layanan KRL antara lain adalah konfigurasi tempat duduk. Pada setiap kereta atau gerbong terdapat empat bangku panjang yang secara keseluruhan dapat diisi 24 pengguna, dan empat bangku prioritas yang secara keseluruhan dapat digunakan 12 orang. Tempat duduk prioritas ini disiapkan khusus bagi pengguna prioritas, yakni orang tua, wanita hamil, pengguna yang membawa anak, dan pegguna dengan disabilitas.
Sementara, ruang bagi pengguna yang berdiri tercatat muat untuk 38 orang.
Wiwik juga menambahkan, setiap pengguna KRL harus menaati peraturan-peraturan yang berlaku saat naik KRL.
“Pengguna KRL dilarang makan dan minum di dalam KRL, pengguna juga dilarang duduk di lantai menggunakan kursi lipat atau alas lainnya, serta pengguna KRL dilarang berbicara secara langsung maupun melalui telepon genggam,” katanya.
KAI Commuter mengimbau seluruh peserta yang mengikuti uji coba pelayanan perjalanan KRL ini untuk selalu menaati peraturan yang berlaku dan mengikuti seluruh arahan dari petugas di lapangan.
Seluruh peserta uji coba juga diharapkan menjaga kebersihan KRL ataupun area stasiun untuk kenyamanan bersama serta menjaga sarana dan prasarana KRL.
Berita Terkait
-
Hari Kedua Uji Coba Fly Over Lenteng Agung, Arus Lalu Lintas Masih Padat
-
Flyover Lenteng Agung Diuji Coba Hari Ini, Mobil dan Motor Boleh Lewat
-
Ketagihan, Pemprov DKI Niat Bikin Lagi Flyover Tapal Kuda Dekat Kampus UP
-
Alasan Lawan Arah, Flyover Lenteng Agung Bikin Banyak Pengendara Bingung
-
Alasan Anies Cat Warna-warni Sekitar Flyover Tapal Kuda buat Selfie Warga
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Senjata Rahasia Garuda di Jeddah?
-
5 Untung Rugi Jay Idzes ke Torino: Lonjakan Karier atau Tantangan Berisiko?
-
Selamat Tinggal Mees Hilgers! FC Twente Tak Sabar Dapat Duit Rp120 Miliar
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo