Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 04 Februari 2021 | 14:42 WIB
Pelaku kekerasan seksual pada anak dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Bantul, Kamis (4/2/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Aksi bejat SA tak diketahui oleh ibu korban berinisial TK (36). Ibu korban mengalami sakit keras yang tidak bisa membuatnya banyak bergerak, sehingga aktivitas DA tidak terpantau olehnya.

"Korban hanya tinggal berdua dengan ibunya yang sakit. Ibu korban diketahui mengidap diabetes melitus yang menyebabkan tak bisa bergerak bebas," katanya.

Pelaku, kata Kamal, melakukan aksi bejatnya hanya kepada DA. Pelaku tak mengincar kondisi anak, hanya saja, orang yang kerap pelaku temui adalah DA sehingga dilampiaskan kepada korban.

Sementara korban, lanjut Kamal, saat ini masih dalam penanganan psikiater di UPTD PPA Kabupaten Bantul. Penyuluhan dan kondisi mental pasca peristiwa masih dalam tahap pemulihan.

Baca Juga: Tetangga Dekat, Anak Disabilitas 3 Kali Diperkosa Kakek 63 Tahun

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 7tentang Perlindungan Anak.

SA terancam hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara, atau denda Rp5 miliar. Saat ini tersangka sudah ditahan di Mapolres Bantul.

Sebelumnya diberitakan, Unit PPA Satreskrim Polres Bantul menangkap seorang kakek 63 tahun berinisial SA. Pria asal Banguntapan itu terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anak disabilitas berinisial DA (11).

Aksi bejat pelaku dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu satu bulan. Kasus tersebut terungkap saat korban mengeluh sakit di sekitar kemaluannya. Ketika diperiksa, DA mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh SA.

Baca Juga: Sang Ibu Paksa Nonton Video porno, Ayah Tiri Rudapaksa Anak Hingga Hamil

Load More