SuaraJogja.id - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menyebut belum ada laporan lebih lanjut terkait dengan kerusakan vegetasi di lereng Gunung Merapi sejauh ini. Meski begitu TNGM tetap berencana untuk melakukan pemantauan lebih lanjut terkait potensi kerusakan yang ada.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi Pujiati mengatakan hingga saat ini memang belum ada kerusakan vegetasi yang dapat diketahui. Begitu juga dengan laporan satwa yang turun pun juga masih belum ditemukan.
"Saat ini masih aman-aman saja, tidak ada laporan untuk kerusakan atau satwa yang turun," kata Pujiati saat dikonfirmasi awak media, Minggu (7/2/2021).
Pujiati menjelaskan hal tersebut disebabkan karena area hutan di lereng Gunung Merapi khususnya yang masih masuk dalam supervisinya sudah disterilkan sejak lama. Bahkan terhitung sejak Gunung Merapi ditetapkan status Waspada sekitar Mei 2018 silam.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Guguran Lava Pijar Sejauh 900 Meter
Sehingga saat penetapan atau peningkatan status Gunung Merapi menjadi Siaga pada November lalu pun yang diikuti dengan berbagai aktivitas vulkanik kawasan tersebut masih aman. Termasuk saat Merapi mulai memasuki fase erupsi efusif sejak tanggal 4 Januari 2021 lalu dengan terjadinya awan panas guguran sejak tanggal 7 Januari 2021.
"Sebab memang sudah kita sterilkan sejak Waspada yang berlangsung cukup lama dan jarak radius bahaya 3 km itu. Jadi memang jalur-jalur di lereng Merapi sudah clear," ucapnya.
Meski begitu, TNGM tetap berencana untuk menerbangkan drone untuk memastikan kembali kerusakan yang mungkin saja terjadi. Terlebih setelah pada 27 Januari 2021 lalu sempat terjadi luncuran awan panas guguran mencapai 3,5 kilometer.
"Memang kami merencanakan untuk mungkin menerbangkan drone ya di atas lokasi jalur barat daya terutama untuk melihat kerusakan vegetasinya. Saat ini masih belum tapi sudah ada rencana," ungkapnya.
Hingga kini Pujiati masih menunggu kondisi Gunung Merapi agar lebih stabil lagi. Sebab aktivitas Gunung Merapi yang masih tinggi saat ini membuat pihaknya belum berani melakukan pengecekan tersebut.
Baca Juga: Aktivitas Merapi: 24 Kali Gempa, 4 Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar
Menurutnya pengecekan lebih lanjut itu tetap diperlukan untuk memastikan kerusakan yang terjadi. Agar ketika memang sudah diketahui gambaran yang ada pihaknya bisa segera melakukan tindakan.
"Bagaimana pun kita harus melihat kerusakannnya. Sehingga jika memang sudah ada gambarannya, terus apa yang harus kita lakukan. Itu juga kami lakukan pada erupsi tahun 2010 silam," tuturnya.
Ditambahkan Pujiati, di sisi sebelah barat pun atau tepatnya di daerah Srumbung masih belum terdapat laporan terkait satwa yang turun. Menurutnya itu berarti bahwa kondisi di atas atau setidaknya di wilayah hutan TNGM masih cukup terjaga.
"Jadi saya pikir memang tidak ada masalah terkait satwa kami. Daerah srumbung atau resort Srumbung, Dukun, yang masuk wilayah Magelang juga masih aman," tandasnya.
Disebutkan Pujiati, di wilayah Srumbung didominasi satwa jenis burung dibandingkan dengan mamalia. Sementara untuk vegetasi yang ada di sisi Barat Daya berupa Tesek, Anggrung, Pinus, dan semak belukar.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III).
Sementara untuk potensi bahaya yang direkomendasikan BPPTKG bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Berita Terkait
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Aktivitas Gunung Merapi Intensif, Ratusan Guguran Lava dan Awan Panas Ancam Zona Bahaya
-
Potret dan Profil Juliana Moechtar, Istri Komandan Upacara di IKN Dulunya Pemain Misteri Gunung Merapi
-
Letusan Gunung Kanlaon Filipina: 625 Hektar Lahan Pertanian Hancur Tak Berbekas!
-
Terus Bertambah, Korban Meninggal Dunia Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Mencapai 50 Orang
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar