Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 08 Februari 2021 | 16:26 WIB
Ilustrasi stres akibat pandemi Covid-19. [Ema Rohimah]

SuaraJogja.id - Situasi pandemi Covid-19 yang berlarut berdampak pada kondisi ekonomi dan psikis masyarakat. Bahkan tak sedikit di antaranya yang terdampak berujung pada kematian.

Hal itu terjadi di Kabupaten Bantul, dimana seorang wanita 75 tahun bernama Pawiro dilaporkan nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi akibat situasi pandemi Covid-19 yang berlarut pada Kamis (7/1/2021).

Korban diketahui tewas mengapung di sumur rumahnya Pedukuhan Polosiyo RT 2, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul. Pawiro yang lebih dikenal dengan sapaan Ceplis, ditemukan oleh tetangganya setelah bau busuk yang menyeruak di sekitar rumah dia.

Ketua RT 2 Polosiyo, Purwanto menjelaskan Ceplis awalnya normal seperti orang kebanyakan. Selama 6 tahun tinggal di Polosiyo tak menunjukkan gejala gangguan jiwa atau depresi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tembus 21.254, Sri Sultan Curhat Begini

"Kami beraktivitas seperti biasa di sana. Ibu Ceplis juga kerap ikut pengajian ibu-ibu, dan arisan. Saya juga sering berkomunikasi dengan dia," jelas Purwanto kepada SuaraJogja.id, Rabu (20/1/2021).

Ceplis yang berprofesi sebagai buruh pembuat sapu ijuk tinggal hanya sendiri di rumah miliknya. Kedua anaknya sudah berkeluarga dan tinggal sendiri-sendiri.

Perubahan perilaku yang ditunjukkan Ceplis muncul seiring datangnya pandemi Covid-19. Berawal dari kegiatan menjenguk bayi di wilayah Sleman.

Satu rombongan warga Polosiyo RT 2, berangkat dari pedukuhan menuju rumah bayi tersebut. Setelah kembali, warga diberitahu jika ibu bayi terkonfirmasi positif Covid-19 karena terpapar dari karyawan klaster Indogrosir pada Mei 2020.

Tracing dilakukan hingga ke rumah Ceplis. Purwanto menjelaskan, petugas gugus tugas lengkap dengan hazmat dan alat pelindung diri (APD) mendatangi rumah masing-masing warganya termasuk Ceplis.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di DIY Masih Tinggi, Sri Sultan Larang Pembukaan Sekolah

"Pertama kemunculan kasus Covid-19 itu kan membuat orang jadi was-was. Apalagi jika ada ambulan dan petugas berpakaian lengkap seperti itu, pikiran kami sudah takut. Apalagi ada 1 warga kami yang positif Covid-19," kata dia.

Kendati demikian hasil tracing dan pengujian rapid tes kepada para warga di Polosiyo tidak ada yang menunjukkan reaktif.

Usai peristiwa itu, Ceplis menunjukkan rasa takut berlebih. Kadang, kata Purwanto, ibu dua anak itu berhalusinasi dikejar-kejar oleh orang tidak dikenal. Padahal tidak ada orang yang benar-benar mendatangi dirinya.

Ketakutan Ceplis juga diceritakan kepada Purwanto serta tetangga lain. Bahkan beberapa kali berusaha untuk meninggalkan rumah. Entah untuk pergi jauh atau memang berniat mengakhiri hidup.

Wanita bernama Pawiro alias Ceplis ditemukan tewas di dalam sumur dan dievakuasi tim Polsek Srandakan serta SAR BPBD Bantul di Pedukuhan Polosiyo RT 2, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Kamis (7/1/2021). (SuaraJogja.id/HO-Polsek Srandakan)

Stres Keluarga di-Covid-19-kan

Kisah memilukan lainnya dialami keluarga Wawan. Dua anaknya mengalami beban mental setelah ibunya yang meninggal dunia dicap akibat Covid-19.

Load More