Wawan bercerita istrinya diketahui mengalami kondisi kesehatan yang memburuk akibat pneumonia. Sempat dirawat di PKU Gamping, Wawan meminta istrinya segera dirujuk atau dibawa ke PKU Kota guna mendapat perawatan lebih intensif
"Lalu Om yang tadi mengantar bilang ke dokter yang menangani tapi usulan untuk mengirim ke Kota ditolak. Alasannya kondisi sedang tidak stabil. Akhirnya kondisinya terus memburuk sampai akhirnya meninggal dunia," ujarnya.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, Wawan dan keluarga diberikan pilihan. Pilihan untuk dimakamkan secara umum atau dengan menggunakan protokoler pemakaman Covid-19.
Mengingat hasil tes cepat antigen yang diawal menyatakan bahwa sang istri negatif Covid-19, Wawan memilih untuk dilakukan pemakaman secara umum. Namun tidak lama berselang, ia diberi kabar lagi bahwa pemakaman harus dilakukan menggunakan protokoler Covid-19.
"Hal ini sempat membuat ramai, sebab tidak ada hubungan Covid-19 kok harus dimakamkan dengan protokoler Covid-19. Dengan alasan tes awab PCR belum keluar hasilnya. Takut terjadi sesuatu maka harus protokoler. Saya mengalah, akhirnya pada Sabtu 16 Januari 2021, istri dimakamkan pada pukul 11.30 siang sesuai protokoler pemakaman Covid-19," terangnya.
Beberapa hari berselang, salah seorang kader dusun menghubungi Wawan untuk meminta surat kematian dan keterangan dari PKU Gamping. Ditambah dengan data diri miliknya, istrinya dan kartu keluarga.
Kabar mengejutkan bahwa, kader dusun yang menghubungi Wawan ini menyatakan bahwa istrinya positif Covid-19 saat meninggal dunia. Wawan yang tak terima dengan kabar tersebut meminta penjelasan lebih lanjut terkait kabar itu.
Sebab pihak rumah sakit atau PKU Gamping saja saat itu belum berani memberi statement atau pernyataan bahwa istrinya meninggal dengan status positif Covid-19. Dikatakan si kader dusun, itu hasil tersebut didapat dari puskesmas.
"Sekitar satu jam setelah dihubungi oleh kader tersebut dari puskesmas memberi tahu saya. Intinya menyatakan kalau istri saya positif Covid-19. Ketika ditanya hasil itu dari mana, dijawab oleh puskesmas dari Dinkes Sleman secara resmi," ucapnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tembus 21.254, Sri Sultan Curhat Begini
Agar lebih meyakinkan, Wawan meminta bukti secara fisik yang menyatakan bahwa sang istri meninggal akibat terpapar Covid-19. Namun ternyata pihak puskesmas belum bisa memberikan bukti tersebut.
"Katanya belum ada, saya bilang padahal di dusun kami semua orang sudah ribut, kalau istri saya positif Covid-19 dan itu sumbernya dari puskesmas. Pihak puskesmas hanya bilang akan diberikan kalau sudah ada bukti fisiknya nanti," sebutnya.
Wawan menjelaskan, tidak tega melihat keluarga istrinya, keluarganya sendiri hingga anak-anaknya mendapat respon yang kurang baik di masyarakat. Akhirnya terjadi kesepakatan antara pihaknya dengan pihak puskesmas.
"Kami memutuskan saat itu esok pagi akan melakukan tes antigen di PKU Kota yang lebih netral. Puskesmas menyarankan untuk karantina mandiri dulu, baru nanti hari Jumat 22 Januari akan diberikan tes antibodi gratis. Tapi waktu itu terlalu lama untuk penderitaan anak-anaknya dan setelah dihitung lagi oleh puskesmas ternyata bisa," tuturnya.
Akhirnya pada Selasa 19 Januari 2021, Wawan dan kedua anaknya menjalani tes antigen dan hasilnya dinyatakan negatif. Hasil itu langsung Wawan kirimkan ke pada puskesmas dan pihak RT tempatnya tinggal.
Hingga saat itu, hasil dari swab PCR mendiang istrinya belum juga keluar. Baru akhirnya pada sekitar sore harinya, ia mendapat semacam versi bajakan atau tidak resminya dari rumah sakit bahwa hasil PCR istri negatif Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Kembali Disambut Rizky Ridho Hingga Yakob Sayuri
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Pilihan Alas Bedak Wardah yang Bikin Glowing dan Tahan Lama, Murah tapi Berkualitas!
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- 6 Rekomendasi Lipstik yang Tahan Lama Terbaik, Harga Terjangkau Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
Hantam Joao Pedro di Final Piala Dunia Antarklub, Luis Enrique: Saya Bodoh
-
7 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Xiaomi RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik 2025
-
Bertemu Rocky Gerung, Kapolri Singgung Pepatah Tentang Teman dan Musuh
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung RAM Besar 8 GB Memori 256 GB, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Yogyakarta Gencarkan Perang Lawan Stunting: Tim Pendamping Dikerahkan, Calon Pengantin Jadi Target Utama
-
Kasus Leptospirosis Mengintai Jogja, Pemilik Hewan Peliharaan hingga Pemancing Diharap Waspada
-
Dari Jogja ke Puncak BMI, Farkhan Evendi Kembali Terpilih secara Aklamasi Bangun Politik Ala Pemuda
-
Sukses Pasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Tumbuh Berkat Kredit dari BRI
-
SD Negeri Sepi Peminat: Disdik Sleman Ungkap Penyebab dan Solusi Atasinya