Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 08 Februari 2021 | 16:26 WIB
Ilustrasi stres akibat pandemi Covid-19. [Ema Rohimah]

Kendati demikian hasil tracing dan pengujian rapid tes kepada para warga di Polosiyo tidak ada yang menunjukkan reaktif.

Usai peristiwa itu, Ceplis menunjukkan rasa takut berlebih. Kadang, kata Purwanto, ibu dua anak itu berhalusinasi dikejar-kejar oleh orang tidak dikenal. Padahal tidak ada orang yang benar-benar mendatangi dirinya.

Ketakutan Ceplis juga diceritakan kepada Purwanto serta tetangga lain. Bahkan beberapa kali berusaha untuk meninggalkan rumah. Entah untuk pergi jauh atau memang berniat mengakhiri hidup.

Wanita bernama Pawiro alias Ceplis ditemukan tewas di dalam sumur dan dievakuasi tim Polsek Srandakan serta SAR BPBD Bantul di Pedukuhan Polosiyo RT 2, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Kamis (7/1/2021). (SuaraJogja.id/HO-Polsek Srandakan)

Stres Keluarga di-Covid-19-kan

Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tembus 21.254, Sri Sultan Curhat Begini

Kisah memilukan lainnya dialami keluarga Wawan. Dua anaknya mengalami beban mental setelah ibunya yang meninggal dunia dicap akibat Covid-19.

Wawan bercerita istrinya diketahui mengalami kondisi kesehatan yang memburuk akibat pneumonia. Sempat dirawat di PKU Gamping, Wawan meminta istrinya segera dirujuk atau dibawa ke PKU Kota guna mendapat perawatan lebih intensif

"Lalu Om yang tadi mengantar bilang ke dokter yang menangani tapi usulan untuk mengirim ke Kota ditolak. Alasannya kondisi sedang tidak stabil. Akhirnya kondisinya terus memburuk sampai akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, Wawan dan keluarga diberikan pilihan. Pilihan untuk dimakamkan secara umum atau dengan menggunakan protokoler pemakaman Covid-19. 

Mengingat hasil tes cepat antigen yang diawal menyatakan bahwa sang istri negatif Covid-19, Wawan memilih untuk dilakukan pemakaman secara umum. Namun tidak lama berselang, ia diberi kabar lagi bahwa pemakaman harus dilakukan menggunakan protokoler Covid-19. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 di DIY Masih Tinggi, Sri Sultan Larang Pembukaan Sekolah

"Hal ini sempat membuat ramai, sebab tidak ada hubungan Covid-19 kok harus dimakamkan dengan protokoler Covid-19. Dengan alasan tes awab PCR belum keluar hasilnya. Takut terjadi sesuatu maka harus protokoler. Saya mengalah, akhirnya pada Sabtu 16 Januari 2021, istri dimakamkan pada pukul 11.30 siang sesuai protokoler pemakaman Covid-19," terangnya.

Load More