SuaraJogja.id - Pengadilan Negeri (PN) Kota Jogja terpaksa harus menutup pelayanan publik hingga Jumat (19/2/2021) mendatang. Kebijakan ini diambil setelah terdapat sembilan temuan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan PN.
Humas PN Kota Jogja, Nuryanto mengatakan penutupan memang harus dilakukan melihah kasus yang semakin bertambah. Pasalnya dari awal hanya ada satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 namun setelah dilakukan tracing bertambah sebanyak delapan kasus.
"Kasus pertama itu hakim. Kami langsung meminta para hakim melakukan rapid antigen mandiri. Hasilnya ternyata ada 5 hakim lain yang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Nuryanto saat dikonfirmasi awak media, Senin (15/2/2021).
Kemudian tracing kembali dilakukan ternyata jumlah kasus bertambah lagi dengan temuan dua panitera pengganti yang juga terkonfirmasi positif Covid-19. Lantas satu tambahan karyawan lagi berasal dari pasca tracing yang dilakukan di lingkungan karyawan dan honorer.
Baca Juga: Zona Merah di Kota Jogja Meningkat, Total Ada 15 Kalurahan
Nuryanto menyebut sebenarnya penutupan sudah berlangsung sejak tanggal 10 hingga 11 Februari 2021 lalu. Namun melihat kasus yang terus bertambah maka diputuskan penutupan diperpanjang menjadi 15 hingga 19 Februari 2021.
"Dari satu hakim di awal yang diketahui [positif Covid-19] kami lacak ke rekan satu ruangan. Dari 6 hakim yang berada satu ruangan, 5 di antaranya positif. Kalau kasus awal itu bergejala hilang penciuman," jelasnya.
Disampaikan Nuryanto, setelah temuan kasus tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat khusunya di wilayah masing-masing pasien tinggal. Koordinasi itu lalu dilanjutkan kepada Puskemas terdekat di masing-masing temuan kasus.
Saat ini, kata Nuryanto, delapan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 masih menjalani isolasi mandiri di rumah. Sedangkan satu pasien yang merupakan seorang panitera pengganti menjalani isolasi di Asrama Haji Sleman.
"Kita sudah koordinasikan dengan Dinkes dan diteruskan ke Puskesmas terkait untuk dikirimi obat untuk peningkatan imunitas. Sampai saat ini belum ada konfirmasi akan lanjut PCR atau tidak," terangnya.
Baca Juga: Lewati 11 Stasiun Setiap Hari, Naik KRL Baru Jogja-Solo Cuma 68 Menit
Nuryanto menyatakan seluruh pasien yang terpapat tersebut sudah berangsur-angsur pulih. Terutama terkait dengan indera penciuman yang sempat hilang atau bermasalah saat awal terpapar.
Berita Terkait
-
Agama Iris Wullur, Kembali Diperdebatkan usai Diduga Urus Perceraian di Pengadilan Negeri
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
Penyidik KPK Digugat Rp 2,5 Miliar oleh Mantan Terpidana Kasus Harun Masiku
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu