SuaraJogja.id - Banyaknya burung jenis Kuntul yang mati di wilayah Hutan Mangrove, Padukuhan Baros, Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek Bantul mulai diselidiki Pemerintah Kabupaten Bantul. Melalui Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul, burung mati misterius diduga karena faktor cuaca ekstrim.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul, Joko Waluyo mengatakan ada 50 Burung Kuntul yang dilaporkan mati secara misterius.
"Setelah kami cek, Burung Kuntul yang mati mencapai 50 ekor. Beberapa ada yang sudah jadi bangkai di lokasi," terang Joko dihubungi wartawan, Rabu (24/2/2021).
Ia menduga bahwa kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Bantul menjadi penyebab burung mati. Joko menjelaskan jika Burung Kuntul yang mati merupakan Kuntul berusia muda.
"Banyak yang mati muda, memang diduga karena cuaca ekstrim dan tiupan angin kencang. Ada yang terjatuh dan tidak bisa terbang naik ke sarang lagi," ujar dia.
Dirinya menjelaskan kematian Burung Kuntul Muda ada sangkut pautnya dengan nutrisi. Pasalnya ketika burung jatuh ke tanah karena tiupan angin kencang dan tidak bisa kembali ke sarang, burung-burung tersebut tidak banyak mendapat makanan.
Kendati demikian, penyebab pasti matinya puluhan burung Kuntul masih akan diobservasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan BKSDA DIY saat ini sampel dari burung sudah dibawa dan masih diobservasi," lanjut Joko.
Sementara Pegiat Hutan Mangrove dari Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B), Wawan Widia Ardi Susanto mengungkapkan, pihaknya menemukan bangkai Burung Kuntul sejak empat hari lalu. Ia menduga jika kematian burung tersebut karena faktor usia. Namun setelah dilihat lebih dekat banyak yang mati muda.
Baca Juga: Sudah Minta Maaf, Supriyono Tetap Dipanggil ke BKD DPRD Bantul
"Kebanyakan kuntul muda yang mati," ungkap Wawan dihubungi wartawan.
Pihaknya juga sudah melaporkan ke BKSDA dan saat ini masih menunggu hasil observasinya.
"Sudah kami laporkan. Sampai saat ini masih menunggu hasilnya," ujar dia.
Sementara Kepala BKSDA DIY, M Wahyudi mengaku sudah melakukan pengecekan ke lokasi tersebut.
"Kami sudah melakukan turun ke lapangan untuk pengecekan. Saat ini masih dilakukan penelitian penyebab kematiannya," ujar Wahyudi dihubungi wartawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jadwal PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak Resmi Alami Perubahan, Maju Satu Hari
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah