Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 25 Februari 2021 | 20:24 WIB
Penjual Bubur Berhijab di Bantul Dahinya Ditato, Begini Jalan Hijrahnya

SuaraJogja.id - Seseorang dengan tato melekat di tubuhnya, bagi sebagian orang masih menjadi stigma. Stigma tersebut yang dirasakan seorang penjual bubur berhijab di Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul. Perempuan bernama Andrianti Kuswara Putri harus menerima pandangan negatif dengan tato yang terletak di dahi, kaki serta tangannya.

"Banyak yang kaget ketika saya tinggal di Seloharjo. Tetangga awalnya takut melihat saya berjualan bubur. Apalagi ada pembeli yang ketika beli langsung melongo melihat saya," ujar Andrianti ditemui SuaraJogja.id di cafe Kongsuu, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Kamis (25/2/2021).

Wanita asli Bandung, Jawa Barat itu baru saja memulai hidup dengan suaminya di Bantul pada akhir Desember 2020 lalu. Hal itu dilakukan untuk mengubah pribadi yang dulunya buruk menjadi lebih baik lagi.

Andirianti tinggal bersama suaminya, Edy dan dikaruniai seorang anak. Keseharian perempuan yang suka memasak ini menjajakan bubur khas Bandung di depan Balaidesa Seloharjo, Kapanewon Pundong.

Baca Juga: Pria Asal Bantul Tewas Tersengat Listrik Saat Memangkas Pohon Rambutan

"Saya ingin mengubah hidup saya yang memang dulunya tidak baik. Pertama kali tinggal di Bandung saya dikelilingi teman-teman yang juga bertato. Selain itu saya juga ikut komunitas ladies punk di Bandung hingga senang membuat tato di badan," kata dia.

Perempuan yang mengaku dari keluarga broken home itu frustasi setelah ditinggal ayahnya. Ibu Andrianti yang masih hidup kurang memperhatikan dirinya sehingga terjerumus ke lingkungan yang tidak baik.

"Ibu saya kaget ketika saya kembali ke rumah badan penuh tato. Dia menangis dan minta untuk menghapus tato saya. Tapi waktu itu saya tidak menggubris dan membiarkan saja," jelas dia.

Andrianti Kuswara Putri, wanita berhijab yang memiliki tato di dahi saat ditemui wartawan di cafe Kongsuu, Ngemplak, Sleman, Kamis (25/2/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Kehidupan yang dipenuh dengan hal negatif membuat Andrianti berubah kepribadian. Tak jarang dia sering marah dan membentak karena tak mau diatur.

Sejak 2016 silam, perempuan yang memiliki tato kelelawar di dahi ini mulai membuat tato di tubuhnya. Dimulai dari tangan, kaki, hingga terakhir di dahi.

Baca Juga: Lansia di Bantul Bakal Masuk Vaksinasi Tahap Ketiga

"Waktu itu saya berfikir punya tato di dahi sepertinya menarik karena ada seninya. Karena di komunitas saya jarang ada wanita yang tatonya sampai di wajah. Memilih gambar kelelawar itu karena bergabung ke komunitas bernama Brigez yang memiliki logo kelelawar," jelasnya.

Load More