SuaraJogja.id - Siapa masih ingat rumah mungil Carl dan Ellie di film animasi Up buatan Pixar Animation Studios? Rumah yang dihimpit oleh gedung-gedung besar itu akhirnya bisa berpindah tempat dengan cara terbang menggunakan balon warna-warni menuju ke Paradise Falls.
Kondisi hampir sama dialami oleh Tukidi (70) dan istrinya Lasiyem (60). Bukan sama dalam hal menerbangan rumah dengan balon warna-warni tapi posisi rumah yang terhimpit oleh kemegahan bangunan di sekelilingnya.
Rumah yang bisa dibilang 'nyempil' milik Tukidi itu berada di Sedan atau Jalan Palagan, Kalurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Rumah sederhana itu berada di tengah megahnya salah satu bangunan hotel bintang lima yang ada di Yogyakarta.
"Saya di sini sudah dari tahun 1985. Ya kalau melihat sekarang, kemajuan zaman memang cepat tapi kalau seperti saya ini malah tidak maju-maju," kata Tukidi sambil terkekeh saat berbincang dengan awak media, di rumahnya, Rabu (3/3/2021).
Tukidi menuturkan bahwa rumah sederhana miliknya itu berada di atas tanah seluas 1.000 meter persegi. Tidak hanya difungsikan sebagai tempat tinggal namun rumahnya itu juga digunakan untuk warung makan.
"Warung ini sudah ada sebelum hotel ini ada. Namanya juga dari dulu Warung Bu Lasiyem [istrinya]," ucapnya.
Rumah Tukidi tidak langsung bersampingan dengan jalan raya. Letak rumahnya memiliki jarak beberapa meter sebelum menyentuh aspal Jalan Palagan. Kondisi ini membuat rumahnya memiliki halaman yang cukup luas.
Jika tidak teliti dalam mengamati saat lewat Jalan Palagan bisa saja rumah Tukidi tersebut bakal tidak terlihat. Sebab memang selain 'nyempil' sekeliling rumah itu juga ditumbuhi banyak tanaman sehingga terasa rindang.
Selain ditanami tumbuhan sebagai penyejuk rumahnya, sisi kanan, kiri dan belakang rumah Tukidi dibatasi langsung dengan pagar hotel berbintang tersebut.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Sleman Alami Hujan Es hingga Talut Jebol
"Ini tanah waris kok, tanah turun temurun. Kalau kondisi dulu bentuknya sawah tadah hujan maksudnya kalau musim hujan bisa ditanam padi sekali sesudah itu saat kemarau palawijo," kenangnya.
Selain itu, Tukidi juga mengenang bahwa sebelum dikelilingi oleh hotel, dulu ia hanya ditemani oleh lima tetangganya saja. Itupun jarak antara rumah mereka terbilang cukup jauh satu sama lain.
Tahun berganti tahun, tepatnya pada 1992 sebuah perusahaan datang untuk mengajukan rencana sebuah pembangunan hotel di daerah tersebut. Satu demi satu tetangganya menyerahkan bangunan beserta tanah itu untuk dijual guna memperlancar pembangunan hotel itu.
Hingga hanya tersisa rumah miliknya saja. Dikatakan Tukidi, dulu pembangunan hotel itu membutuhkan setidaknya lahan seluas 25 hektare.
"Kalau sekarang saya tidak tahu dapatnya berapa hektare," ungkapnya.
Tukidi mengatakan bahwa tidak banyak perubahan yang terjadi pada rumahnya itu. Bahkan hampir tidak ada perubahan yang signifikan dari rumah mereka itu.
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik