Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 10 Maret 2021 | 16:29 WIB
Sutradara Hanung Bramantyo saat memberi keterangan pada wartawan usai vaksinasi di Padepokan Bagong Kussudiardja, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (10/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak ke seluruh sektor industri seni, termasuk seni perfilman Indonesia yang beberapa tahun ini mulai berkembang.

Ribuan filmmaker yang ada di Indonesia harus menunda bahkan kesulitan untuk membuat karya hampir satu tahun lebih. Hal itupun dirasakan sutradara Hanung Bramantyo.

“Sekarang seniman dan budayawan, termasuk pembuat film adalah orang yang ikut terdampak secara serius. Kenapa?, karena film termasuk hiburan dan hanya menjadi kebutuhan tersier. Bukan kebutuhan primer. Artinya tak menonton film kemudian orang itu mati, kan tidak,” jelas Hanung ditemui wartawan usai vaksinasi di Padepokan Bagong Kussudiardja, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (10/3/2021).

Hanung melanjutkan karena bukan menjadi prioritas, seniman dan budayawan kerap dikesampingkan. Bahkan filmmaker merasa takut ketika akan memproduksi sebuah karyanya.

Baca Juga: Joko Widodo Tinjau Vaksinasi Ratusan Seniman dan Budayawan di PSBK Bantul

“Kita tentu takut ketika terpapar covid-19 saat produksi. Bisa juga dibubarkan oleh Satgas Covid-19 karena melanggar protokol kesehatan dengan berkerumun. Sehingga vaksinasi bagi seniman ini penting agar mereka tetap bisa hidup dengan karyanya,” kata Hanung.

Suami dari aktris Zaskia Adya Mecca itu mengaku telah berbincang dengan Presiden Joko Widodo yang meninjau langsung vaksinasi ratusan seniman dan budaywan se-DI Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, tidak hanya filmmaker serta seniman-seniman di DIY saja yang terdampak, namun semua penggiat seni perfilman yang ada di Indonesia.

“Ada sekitar 2.500 pekerja film yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, tidak hanya di Yogyakarta, filmmaker di Malang , Makassar, Palu yang membutuhkan vaksin sesegera mungkin. Hal itu tidak lain agar mereka terlindungi dari Covid-19 dan bisa kembali ke lapangan,” terang Ayah enam anak itu.

Hanung menjelaskan, pentingnya vaksin yang dilakukan seniman untuk meyakinkan masyarakat agar tak takut menghadiri pentas seni dan bisa kembali ke bioskop dan ke gedung pertunjukkan seni.

“Artinya kami ingin memberi keyakinan bahwa dengan adanya vaksinasi ini pekerja seni memiliki kesempatan besar untuk berkarya lagi. Jadi yang sebelumnya tidak bisa bekerja bisa kembali bekerja. Termasuk orang yang tadinya ragu untuk ke bioskop, ada optimisme sehingga bisa datang ke bioskop menyaksikan karya yang kami buat,” kata Hanung.

Baca Juga: Didampingi Gubernur DIY, Jokowi Pantau Vaksinasi Seniman di PSBK Bantul

Sebelumnya, sebanyak 517 seniman dan budayawan di DIY mendapat vaksin sinovac, Rabu (10/3/2021). Vaksinasi dilakukan dua shift, mulai pagi dan dilanjutkan siang pukul 12.00-16.00 wib.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Raharjo menjelaskan bahwa vaksinasi kepada pekerja seni merupakan kegiatan dari Sekretariat Presiden. Rencananya vaksinasi untuk dosis pertama kepada seniman diselesaikan satu hari penuh.

“Nanti untuk dosis keduanya para seniman dan budayawan ini akan divaksin di puskesmas yang terdaftar di dekat tempat tinggalnya. Selama 14 hari ke depan mereka harus datang ke puskesmas,” kata Agus.

Vaksinasi gelombang pertama, lanjut Agus tak ditemukan seniman atau budayawan yang harus ditunda menerima vaksin karena hipertensi atau tekanan darah tinggi.

“Sejauh ini belum kami temukan, sebanyak 200 seniman pada gelombang pertama semua bisa divaksin dan belum ada laporan ditunda,” klaim Agus kepada wartawan.

Load More