Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 12 Maret 2021 | 21:30 WIB
Direktur Direktorat Pemulihan Sosial Ekonomi SDA BNPB, Yolak Dalimunthe disela pameran produk Nusantara di Jcm, Jumat (12/03/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pendampingan pada UMKM yang terdampak bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus dan tsunami yang terjadi di DIY, Sumatera Utara, Jateng dan Jawa Barat.

"Tahun ini ada empat [daerah] yang dilakukan pendampingan, ini kelanjutan dari program tahun lalu," ujar Direktur Direktorat Pemulihan Sosial Ekonomi SDA BNPB, Yolak Dalimunthe disela pameran produk Nusantara di Jcm, Jumat (12/03/2021).

Untuk DIY, pendampingan diberikan pada UMKM yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pendampingan yang dilalukan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca erupsi ini menyasar pada pengolahan produk lokal seperti jahe instan, kopi robusta tunggaksemi, keripik pelepah pisang, olahan jamur, produk susu sapi serta beberapa produk kerajinan.

Tak hanya pendampingan, UMKM juga dibantu dalam pemasaran hasil pendampingan pada kelompok terdampak bencana. Berbagai produk yang dihasikan ikutdisertakan dalam beragam pameran.

Baca Juga: Anggota DPRD DIY Hari Ini Jalani Vaksinasi, Ada yang Demam Hingga Pusing

Melalui pameran ini, UMKM diharapkan memiliki wadah untuk mempublikasikan hasil kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana mereka. Selain itu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat terdampak bencana.

"Tujuannya adalah mempromosikan dan mengenalkan produk kelompok masyarakat yang terdampak sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan," paparnya.

Yolak menambahkan, BNPB menggandeng tujuh perguruan tinggi dalam proses pendampingan UMKM. Yakni Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Tadulako Palu, Universitas Mataram, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Institut Pertanian Bogor, Universitas Lampung serta Universitas Jenderal Sudirman.

Perguruan tinggi tersebut ikut membantu dalam layanan pendampingan pemulihan dan peningkatan sosial, ekonomi dan SDA pascabencana. Sebab pemulihan kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana membutuhkan multi disiplin ilmu. Tidak hanya perbaikan di sektor infrastruktur namun juga psikologi, sosial dan ekonomi.

"Dampak langsung bencana alam terhadap sektor ekonomi adalah hilangnya sumber pendapatan ekonomi dikarenakan rusaknya fasilitas, alat, bahan dan market produksi," paparnya.

Baca Juga: Jadi Poros Ekonomi DIY, Sebanyak 31 Ribu Pelaku Wisata Belum Divaksin

Sementara salah seorang pelaku UMKM dari Cangkringan, Sleman Marlinda Tanjung mengungkapkan dia mengembangkan usaha susu pasteurisasi. Usaha ini ditekuni karena memiliki ternak sapi di kawasan bencana letusan Gunung Merapi.

"Hasilnya lumayan. Untuk susu kemasan, kami bisa menjual sekitar 30-50 botol per hari," jelasnya.

Pemulihan ekonomi pasca bencana itu diakui Marlinda sangat penting bagi warga yang terdampak bencana. Saat terjadi bencana, mereka kehilangan mata pencaharian selain kehilangan banyak benda.

Selain pendampingan, pemasaran produk yang mereka buat juga dibutuhkan. Sebab yang sering jadi permasalahan UMKM adalah menjual atau memasarkan produk mereka.

"Kami juga akhirnya dapat pelatihan pemasaran melalui sosial media, ini sangat penting karena pasar jadi lebih luas," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More