Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 14 Maret 2021 | 15:23 WIB
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Labuhan di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Minggu Wage (14/3/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Hari ini, Minggu Wage (14/3/2021), Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar Labuhan di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek Kabupaten Bantul. Kegiatan Labuhan ini merupakan rangkaian peringatan ke-33 jumenengan [pelantikan] Sri Sultan HB X sebagai raja Keraton Yogyakarta.

Puluhan abdi dalem Keraton Jogja mengenakan pakaian pranakan Jawa tiba di Joglo Kapanewonan Kretek pukul 09.00 WIB dengan membawa sejumlah ubo rampe [sesaji] yang akan dilabuh [dibuang ke laut]. Upacara serah terima pun dilaksanakan oleh pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada juru Kunci Cepuri Kretek.

Sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan kemudian berangkat menuju ke situs Cepuri, yang berada di Kompleks Pantai Parangkusumo. Di kompleks Cepuri, prosesi meneliti kembali ubo rampe dilaksanakan sebelum akhirnya dikemas dalam tempat tempat anyaman bambu kasar.

Ubo rampe tersebut di antaranya adalah Kain (Semekan) Kagungan Dalem (milik) Sri Sultan HB X di antaranya Semekan Colok, Semekan Gadung, Semekan Melati, Semekan Jinggo, Semekan Ubo rogo, Semekan Bangun Tulak, 900 Lisah Konyoh, dan Yotro (uang) tindah 1 amplop.

Baca Juga: Kunjungan Keraton Jogja Dibuka Terbatas, Abdi Dalem Perlu Vaksin Covid-19

Kemudian ada Penderek, di antaranya seperti Nyamping Poleng 1 lembar, Nyamping Teluh Watu, Semekan Grimin 1 lembar, Semekan Songer 1 lembar, Semekan Pandan Ginethok 1 lembar, Semekan Podang Ngisep Sari 1 lembar, Semekan Bangun Tolak 1 lembar, 900 lisah konyoh, hingga Yotro 1 amplop.

Lorodan Ageng Kagungan Ndalem antara lain Destan 1 biji, Rasukan Surjan 1 lembar, Nyamping 1 lembar, Hem 1 lembar, Lancingan kembar 1 lembar, lancingan 1 lembar. Kemudian Rikmo (rambut) kenoko dalem, Layung Sekar Kyai Ageng 1 karung, dan Layung Sekar 1 goni (karung).

Beberapa saat kemudian, puluhan abdi dalem Keraton Jogja membawa ubo rampe tersebut ke tepi Pantai Parangkusumo. Belasan pemuda dengan telanjang dada membawa ubo rampai diiringi ratusan abdi dalem. Iring-iringan ubo rampe ini dikawal ketat ratusan Paksi Katon, TNI/Polri dan Anggota Tim SAR.

Di tepi pantai, pimpinan rombongan kemudian terlihat memanjatkan doa dengan diamini oleh para abdi dalem. Sejurus kemudian, para pemuda bertelanjang dada mengangkat ubo rampe tersebut ke tengah laut dan membuangnya. Ratusan warga berebut berbagai ubo rampe yang dibuang tersebut sekembalinya ke tepi pantai akibat terbawa gelombang pantai selatan.

Carik Tepas Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wijaya Pamungkas menuturkan, Labuhan ini sebagai bentuk manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Sultan selalu diberi kesehatan dalam memimpin Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selama ini.

Baca Juga: Gaji Jauh di Bawah UMR, 2 Sarjana Ini Setia Jadi Abdi Dalem Keraton Jogja

"Ini bentuk wujud syukur diberi banyak anugerah selama memangku jabatan sebagai Sultan Yogyakarta selama 33 tahun," terangnya, Minggu (14/3/2021), di sela Labuhan.

Selain itu, Labuhan ini juga sebagai sarana syukur kepada Allah SWT dengan harapan Allah akan memberikan aura positif, terlebih saat ini dalam kondisi pandemic Covid19.

Melalui labuhan ini, Kraton Ngayogyakarta berharap Tuhan akan memberikan rahmat dan hidayah-Nya untuk keselamatan dan untuk kesejahteraan Ngarso Dalem Keraton Ndalem dan juga masyarakat.

"Yang dilabuh di antaranya kuku, rikmo ada atau rambut dan juga pakaian Ngarso Dalem. Barang-barang itu akan dihapus dibuang," terangnya.

Kepala Dinas Kundo Budoyo Bantul Sapto Nugroho menambahkan, setiap tahun sekali serah terima dari ubo rampe labuhan dilaksanakan di Pendopo kapanewon Kretek. Setelah diterima di kapanewon, ubo rampe lantas akan diserahkan kepada juru kunci Cepuri untuk segera dilakukan prosesi Labuhan di Parangkusumo.

"Karena memang pada saat ini kita masih dalam pandemi Covid-19, maka untuk kegiatan ini kita sederhanakan. Dalam artian jumlah orang yang mengikuti dibatasi. Dengan harapan kita nanti jaga jarak ataupun protokol kesehatan dapat kita laksanakan, sehingga acara ini dapat terlaksana tetapi kita dapat mencegah penyebaran Covid-19," terangnya.

Kontributor : Julianto

Load More