Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 25 Maret 2021 | 21:25 WIB
Burung Pipit. [Photos Hobby/Unsplash]

Kajian ilmiah lebih lanjut mengenai jenis burung pipit yang dianggap sebagai hama atau pemakan padi tersebut. Menurutnya saat memakan padi pun, burung pipit belum bisa disamakan dengan kerakusan hama lain seperti tikus.

"Lha wong tikus yang rakus aja masih bisa kendalikan. Coba kita pakai rekayasa biologi dan tentu ekologinya masih bisa dimainkan. Apalahi [dampak] emprit yang belum terlalu parah," cetusnya.

Hanif terus mendorong pemerintah dan para pengambil kebijakan tidak serta-merta memutuskan aturan khususnya terkait dengan kelestarian ekosistem alam. Perlu konsultasi dengan berbagai macam pihak yang ada untuk menentukan titik terang kebijakan tersebut.

"Ya makanya kalau dananya, mereka serius untuk mengelola pertanian kita carikan solusinya secara ilmiah. Dananya silakan mau dibuat untuk riset atau apa nanti terserah itu. Tapi yang jelas target sasaran di awal kudu jelas. Landasan berpikir harus pas, tidak bisa ngawur. Kalau landasan berpikir penyerapan anggaran ya repot," tegasnya.

Baca Juga: Skuat PSS Sleman Sudah Jalani Vaksinasi COVID-19

Saat ini pihaknya masih menunggu itikad baik dari para pengambil kebijakan terkait hal tersebut. Namun secara prinsip, ditegaskan Hanif, pihaknya siap untuk memberikan atau mencarikan solusi terbaik dengan persoalan itu.

"Prinsipnya kami hanya mencoba membuka wacana pemikiran alternatif bahwasanya ini loh ekologi masih bisa kita selamatkan. Jangan ngawur-ngawur kebijakannya," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Sleman Arif Kurniawan mengaku memang sudah  mendengar perihal protes dari para pegiat konservasi tersebut. Namun hingga saat ini keputusan anggaran soal pengadaan jaring burung pipit itu belum diketok.

"Kalau kemarin belum [diketok] ini masih bagian dari pengajuan dari dinas pertanian. Iya ini kan mereka mengajukan beberapa program anggaran, mata anggaran baru kaitannya untuk penanganan hama," ujar Arif.

Arif menyebut setidaknya anggaran untuk burung pipit sendiri sebelumnya memang sudah ada. Anggaran tersebut berkisar antara Rp.120-140 juta.

Baca Juga: Kuliah Tatap Muka di Sleman Diizinkan, Mahasiswa Wajib Penuhi Syarat Ini

Disampaikan Arif, rencana pembuatan jaring untuk burung pipit itu bukan semata-mata muncul begitu saja. Rencana tersebut sudah didasari lebih dulu oleh keluhan petani terkait dengan hama purung pipit yang memakan padu.

Load More