SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan telah terjadi dua kali luncuran lava pijar ke arah tenggara. Aktivitas guguran tersebut bersumber pada kubah lava Gunung Merapi di sisi tengah.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/3/2021). Aktivitas vulkanik tersebut terpantau pada sejumlah kamera pengawas yang ada.
Salah satu kamera pengawas yang berhasil menangkap penambahan arah luncuran lava tersebut adalah milik Pos Induk Balerante Klaten Jawa Tengah. Dalam pengamatan tersebut lava teramati meluncur dari bukaan kawah utama dan menuju ke hulu Kali Gendol, Cangkringan.
"Benar ada guguran menuju ke arah tenggara atau ke hulu Kali Gendol," kata Hanik.
Hanik menjelaskan bahwa guguran lava pijar pertama terjadi pada Kamis (26/3/2021) sore pukul 17.40 WIB kemarin. Lalu luncuran kedua kedua terjadi pada hari yang sama pada pukul 23.16 WIB.
"Keduanya meluncur dengan jarak maksimal 400 meter," imbuhnya.
Berdasarkan pantauan BPPTKG, sumber guguran yang mengarah ke tenggara tersebut memang berasal dari kubah lava di sisi tengah. Pasalnya kubah lava itu masih terus bertumbuh yang menyebabkan material terus mendesak ke atas sehingga terjadi guguran.
Diketahui sebelumnya bahwa, Gunung Merapi dinyatakan sudah memliki 2 kubah lava. Satu kubah lava berada di sisi barat daya sedangkan satu lagi yang berada di tengah kawah.
Berdasarkan hasil pemantauan terakhir, diketahui kubah lava di bagian tengah kawah memiliki estimasi volume kubah sebesar 950.000 meter kubik. Dengan kecepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per hari.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Sembilan Kali Guguran Lava Pijar dan 40 Kali Gempa
Sedangkan untuk volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 840.000 meter kubik. Untuk laju pertumbuhan 12.900 meter kubik per hari.
Hingga saat ini rata-rata pertumbuhan kubah lava di bagian tengah itu hampir menyentuh angka 13 ribu meter kubik per hari. Pertumbuhan itu juga dibarengi dengan perubahan ketinggian kubah lava tersebut.
Menurut data yang tercatat pada tanggal 1 Maret 2021 lalu, ketinggian kubah lava di tengah kawah itu setinggi 45 meter. Lalu pada pengamatan terakhir beberapa waktu lalu ketinggian sudah mencapai 65 meter.
"Kubah lava sisi barat daya juga masih terus terjadi guguran. Pada periode pengamatan Jumat (26/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB pagi ini sudah terjadi 4 kali guguran," terangnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki