Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 26 Maret 2021 | 10:25 WIB
Ketua PMI DIY yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, GBPH Prabukusumo atau akrab disapa Gusti Prabu saat memberikan keterangan di hadapan wartawan, Kamis (25/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai persoalan hidup yang tak pernah disangka. Di situasi pandemi Covid-19 saat ini banyak orang yang pernah kehilangan orang terdekatnya termasuk keluarga.

Hal itu pun dialami Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, GBPH Prabukusumo yang harus berjuang dari Covid-19 setelah dipastikan positif sekitar November 2020 lalu. Tak hanya itu, istri adik Sri Sultan Hamengku Buwono X itu yakni Bendara Raden Ayu (BRay) Prabukusumo juga terkonfirmasi Covid-19 dan dinyatakan meninggal karena virus tersebut.

Awal mulanya, pria yang akrab disapa Gusti Prabu tersebut, mengaku sudah mengalami suhu tubuh tinggi. Saat itu dirinya akan meninjau Posko Merapi yang ada di Cangkringan, Sleman.

"Saya memang sudah panas tinggi sekitar 38,9 derajat pada waktu itu. Saat itu karena ada tinjauan ke Posko Siaga Bencana Merapi tiga hari lagi, saya dari Jakarta pulang ke sini (Yogyakarta) dan menyiapkan posko karena ada tinjauan itu," ujar Gusti Prabu ditemui SuaraJogja.id, Kamis (25/3/2021).

Baca Juga: Komentari Surat Pemecatan, Sri Sultan Sebut Gusti Prabu Makan Gaji Buta

Tinjauan tersebut diikuti beberapa anggota PMI dari berbagai daerah. Prabukusumo sempat dikabari jika beberapa orang dari tamu tersebut pulang dengan kondisi positif Covid-19.

Ketua PMI DIY yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, GBPH Prabukusumo atau akrab disapa Gusti Prabu saat memberikan keterangan di hadapan wartawan, Kamis (25/3/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Lalu saya memberi kabar ke seluruh orang yang sempat berkontak, lalu dilakukan desinfektan di markas (Kantor PMI DIY). Setelah hari berikutnya saat saya ada di kantor Yayasan YAP saya akan menandatangani sertifikat diklat 70 jam P3K. Saya lihat cuma 62 lembar, ya bisa cepat selesai," kata Prabukusumo.

Tapi saat mencoba tanda tangan di kertas kosong, tangannya bergetar dan tidak fokus. Saat itu, adik Sultan HB X ini belum sadar jika terkonfirmasi Covid-19.

Kepala mau pecah

Dirinya lalu datang ke RS Panti Rapih untuk memeriksakan diri. Awalnya kondisi tubuh Prabukusumo tak menunjukkan gejala, namun setelah menjalani Swab PCR, hasilnya positif Covid-19.

Baca Juga: Bantah Pecat Gusti Prabu, Ini Penjelasan Keraton Yogyakarta

"Setelah di rontgen, paru-paru saya terlihat ada bercak putih dan membuat saya kaget tidak karuan. Dan sudah, rasanya kepala saya mau pecah itu," kata dia.

Gusti Prabu tidak dirawat di RS Panti Rapih. Dirinya langsung dirujuk ke RSUP Dr Sardjito untuk menjalani pemulihan.

"Saya dimasukkan ke ruang ICCU dan dirawat sampai 23 hari. Di ruangan itu sangat mengerikan bagi saya, sepintas-sepintas ada yang datang (perawat) membawa jenazah. Seperti itu tiap hari," kenang Gusti Prabu.

Selama berjuang menghadapi Covid-19 Gusti Prabu sudah dinyatakan sembuh dan dipindah ke salah satu paviliun di RSUP Dr Sardjito. Saat yang bersamaan, istri Gusti Prabu juga terkonfirmasi Covid-19 dan dirawat di RS yang sama.

Gusti Prabu dinyatakan sembuh oleh dokter, namun sang istri tak selamat. BRay Prabukusumo meninggal dunia karena Covid-19 pada 8 Desember 2020.

Nyaris putus asa

Kesedihan tak terbendung dari Gusti Prabu, dari ujian itu dia mencoba terima dan mengikhlaskan kepergian istrinya.

Tak hanya itu, dalam pemulihan, Gusti Prabu sempat putus asa. Pasalnya dia sempat tak bisa merasakan kakinya dan menduga akan lumpuh total.

"Waktu saya merasa lumpuh itu, pikiran saya sudah kacau. Bayangan saya habis semua. Waduh saya tidak bisa kerja, saya tidak produktif lagi," ujar Prabukusumo.

Dirinya tak menampik sempat marah kepada Tuhan. Gusti Prabu bercerita dirinya yang sudah berjuang untuk masyarakat mengapa diberikan ujian itu.

Suasana jelang pemakaman GRAy Prabukusumo yang akan dimakamkan di makam keluarga Keraton Yogyakarta di Kotagede, Rabu (9/12/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

"Dua Minggu (dirawat) saya sempat tak terima sama Gusti Allah, rasanya saya masih tidak terima, mencari uang, melindungi masyarakat Jogja kayak gini, delapan bulan kerja di tengah Covid-19, lha kok saya yang kena, korbannya malah istri saya," ujarnya dengan suara lirih.

Kendati demikian, Prabukusumo mencoba berlapang dada dan membuka hatinya. Setelah tenang, ia menyadari jika takdir Allah yang datang itu sudah tidak bisa dihentikan.

Rutin olahraga

Dari perjuangan menghadapi Covid-19, Prabukusumo memberikan sejumlah tips untuk tetap bertahan dan menjaga kondisi saat isolasi mandiri ketika terkonfirmasi Covid-19.

Dirinya menerangkan, pasien bisa menyewa dua tabung oksigen karena penderita Covid-19 pada level tertentu akan kesulitan bernapas. Pastikan jangan sampai menulari orang lain di ruangan tersebut yang sudah dipastikan steril.

Selalu sediakan meja kecil di luar atau di dalam kamar untuk menaruh makanan untuk diambil pasien.

Prabukusumo juga menyarankan, agar ruangan isolasi harus rutin disemprotkan desinfektan. Minimal 2 kali sehari.

Pasien harus sering minum air mineral, minimal 2,5 liter per hari. Rutin konsumsi vitamin D3, C dan obat dari dokter.

"Ini saya lakukan karena saya pernah menjadi pasien Covid-19. Hal ini bisa dilakukan oleh pasien Covid-19 yang bergejala ringan atau sedang," jelas dia.

Gusti Prabu mengatakan bahwa usai sembuh dari Covid-19, orang yang disebut penyintas harus rajin berolahraga. Hal itu penting untuk mengembalikan metabolisme tubuh menjadi lebih kuat setelah mengidap Covid-19.

"Olahraga yg saya sampaikan ini ,sangat penting bagi alumni Covid-19, seperti saya, karena seseorang yg kena Covid-19 itu otot maupun urat darahnya mengecil. Sehingga perlu kita rehabilitasi dengan fisioterapi," katanya.

Ia menambahkan, bahwa paru-paru penyintas akan sedikit mengkerut. Maka dari itu, perlu dilatih dengan gerakan tangan keluar agar dada kita tertarik. 

"Fungsinya untuk mengembalikan kerja paru-paru agar normal kembali," ujar Gusti Prabu.

Load More