SuaraJogja.id - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman angkat bicara terkait polemik langkah DPRD Sleman yang mendorong anggaran pengadaan jaring di sawah untuk menangkap burung pipit. Hal ini sebagai tindaklanjut atas beberapa tempat yang sempat mengalami gagal panen.
"Jadi anggaran itu kan memang diinisiasi dari temen-temen dewan karena memang di beberapa tempat itu gagal panen karena memang adanya serangan burung emprit atau pipit," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono saat dihubungi awak media, Jumat (26/3/2021).
Heru menyebut bahwa sudah sempat terjadi di beberapa lokasi khususnya di Sleman perihal serangan burung pipit itu. Apalagi jika hamparan padi yang dimiliki petani hanya sedikit bahkan bisa menyebabkan gagal panen.
"Kemudian diinisiasi bagaimana cara menghalau burung emprit ini agar tidak memakan padi. Jadi atas dasar itu kemudian kita coba untuk mengusulkan anggaran pilot plan di tempat-tempat tertentu yang skalanya juga masih kecil untuk diuji cobakan," terangnya.
Disampaikan Heru, antisipasi serangan burung pipit dengan menggunakan jaring sendiri belum pernah dilakukan. Selama ini petani masih menggunakan cara-cara konvensional untuk menyelamatkan padinya dari gerombolan burung pipit.
Mulai dari memberikan plastik hingga orang-orangan sawah di sekitar lahan padi tersebut. Bahkan ada juga yang menggunaksn kentongan untuk mengusir burung emprit tersebut.
"Ya [cara itu efektif] ketika ditunggu saja. Setelah itu emprit datang lagi dan akhirnya jerih payah petani yang mulai nanam kemudian berpanas-panas padinya berbuah eh nggak panen. Maka saat ini dicoba untuk itu [menggunakan jaring]," ucapnya.
Sama halnya dengan hama lain seperti tikus, burung pipit juga perlu dilakukan pengendalian secara terpadu. Memang saat ini untuk tikus sendiri sudah terpadat pengendalian hama secara terpadu yakni dengan memutus siklus reproduksi mereka di awal.
Berdasarkan laporan yang diterima Heru, burung pipit itu datang secara rombongan dan biasanya setiap pagi. Kemudian akan datang lagi saat siang hingga sore untuk memakan padi yang ada di sawah.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Tabrakan Beruntun di Monjali, Gegara Supir Truk Ngantuk
"Dan itu secara bergelombang sehingga kemudian itu petani menjadi tidak panen karena tiap hari dimakan oleh emprit dan jumlahnya banyak sekali. Selama ini kan memang belum ada pengendalian hama untuk burung emprit itu. Sehingga jumlahnya juga banyak mungkin kalau ribuan ada," tuturnya.
Heru menyatakan bahwa wilayah Sleman Barat yang cukup banyak mendapat serangan dari gerombolan burung pipit. Nantinya jika sesuai rencana jaring juga akan dipasang di area tersebut.
Beberapa lokasi di Sleman Barat, seperti Minggir dan Sayegan sudah direncanakan untuk dipasang jaring. Walaupun memang uji coba pemasangan itu juga akan dilakukan dengan lokasi yang terbatas atau lahan kecil terlebih dulu.
"Sleman barat, karena memang satu serangan empritnya sangat masif. Kedua kita uji coba di lahan kecil dulu untuk kemudian selanjutnya akan kita evaluasi efektivitas dan dampaknya bagi kehidupan emprit itu sendiri," ungkapnya.
Ditanya mengenai anggaran yang direncanakan, kata Heru, baru akan mengajukan sekitar kurang dari Rp. 200 juta untuk uji coba tersebut. Evaluasi mengenai dampak, manfaat serta implikasi akan terus dilakukan nanti selama masa uji coba.
Pihaknya juga belum bisa memastikan kapan uji coba tersebut akan mulai diberlakukan. Namun perihal anggaran sudah disiapkan pada tahun anggaran saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Ketua Ormas jadi Komisaris PT KAI
-
5 City Car Bekas di Bawah 100 Juta, Serba Hemat Pilihan Cerdas Pekerja Muda
-
Harta Kekayaan Menkeu Sri Mulyani Usai Singgung Kecilnya Gaji Guru dan Dosen
-
IHSG Cetak Rekor, Pagi Ini Tembus Level 7.800
-
Emas Antam Rontok, Harganya Terus Turun Jadi Rp 1.917.000 per Gram
Terkini
-
Jogja Marketing Festival 2025: Wadah Sinergi Budaya, Teknologi, Inovasi Penguatan Pemasaran Daerah
-
Pembayaran Transportasi Publik Makin Mudah, Bank Mandiri Perluas Layanan QRIS Tap Livin'
-
Dorong Deteksi Dini Kesehatan Siswa, Disdikpora Bantul Usulkan Program CKG Langsung di Sekolah
-
Yogyakarta Siaga Kemarau Basah! Waspada Hujan Es dan Angin Kencang
-
Prabowo Subianto Berdarah Sultan HB II? Keluarga Keraton Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan