Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 28 Maret 2021 | 11:45 WIB
Pasar Kebon Pring Bantul - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Melewati libur akhir pekan yang murah mungkin menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat, terutama di masa pandemi ini. Selain bisa me-refresh kembali otak yang terbebani dengan berbagai keadaan yang menghimpit, liburan murah juga bisa mendekatkan hubungan dengan keluarga.

Di Bantul, kini banyak bermunculan spot-spot wisata murah dengan menawarkan berbagai kuliner tradisional yang bisa didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau. Kreativitas masyarakat Bantul mampu memoles lokasi yang sebelumnya dikatakan marginal menjadi destinasi wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi.

Di Kapanewonan Piyungan dan Imogiri misalnya, kini muncul belasan titik destinasi wisata baru yang mengandalkan lahan di bantaran sungai sebagai andalan menggaet wisatawan. Kaligawe, Sungai Opak, dan Sungai Oya seolah kini menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar.

Kini, dengan semangat kebersamaan, warga di sepanjang sungai-sungai tersebut mengubah bantaran sungai menjadi wisata kuliner baru. Kreativitas dengan bangunan yang memiliki ongkos produksi cukup murah mereka coba kembangkan. Berbahan dasar bambu, yang banyak didapati di sepanjang sungai, mereka membuatnya menjadi gazebo ataupun jembatan serta spot selfie yang menarik pengunjung.

Baca Juga: Wisata Tasikmalaya: Kisah Buaya Putih dan Ikan Penjaga Danau Angker

Sungai yang sebelumnya sering banjir ketika musim penghujan dan bantarannya lebih banyak dijadikan sebagai tempat untuk membuang sampah dikemas menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Puluhan masyarakat terlibat dalam pengelolaan, sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar bisa meningkat.

Di Kapanewonan Piyungan misalnya, dua sungai yang mengalir melewati wilayah ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk membuat taman taman kuliner baru. Menu tradisional juga mereka tawarkan untuk para pengunjung selain suasana yang sejuk menemani.

1. Sungai (Kali) Gawe

Kaligawe adalah aliran sungai yang berada di sisi timur Kapanewonan Piyungan. Beberapa destinasi yang muncul di antaranya Taman Kaliniti, yang berada di Padukuhan Petir Kalurahan Srimartani. Kemudian ada Taman Ingas, yang berada di Pedukuhan Daraman, Kalurahan Srimartani.

Masih di aliran Kali Gawe, ada juga Pasar Kebon Pring, yang memang menjadi destinasi favorit belakangan ini, terutama para pesepeda. Tiap akhir pekan Pasar Kebon Pring selalu dipadati oleh pengunjung. Selain itu, terdapat Taman Nggirli, yang konsepnya hampir sama dengan Pasar Kebon Pring.

Baca Juga: Menengok Sobo Alas: Wisata Kuliner Tengah Hutan di Semarang

2. Sungai Opak

Di sepanjang aliran Sungai Opak, yang masuk wilayah Kapanewonan Piyungan, muncul berbagai destinasi wisata baru. Mereka adalah Taman Batu Kapal, Taman Teratai Bir, Gerbang Banyu Langit, Taman Tempuran Cikal, hingga Setren Opak. Semua destinasi wisata di sepanjang sungai tersebut menjadi menu wajib untuk dikunjungi ketika berlibur ke Bantul sisi timur.

Sementara di sebelah selatan lagi ada Taman Pelangi Jetis yang berada di Kapanewonan Jetis, Taman Nggirli Indah di Kapanewonan Imogiri, Opak zoo Pundong, Kalinampu Natural Park Pundong, sampai Lembah Sorory.

3 Sungai Oya

Di sekitar aliran Sungai Oya muncul berbagai destinasi di antarnaya seperti Taman Kedung Asri Imogiri dan destinasi-destinasi wisata yang memanfaatkan jembatan baru sebagai spot penarik wisatawan.

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Bantul Antoni Hutagaul mengaku sangat bangga dengan kreativitas dari masyarakat yang mampu merubah lahan lahan marginal menjadi sebuah destinasi wisata berbasis masyarakat.

"Inilah yang kami harapkan. Masyarakat bisa bergerak untuk kesejahteraan mereka sendiri nantinya," tutur Antoni, Minggu (28/3/2021)

Meskipun menyambut baik kreativitas dari masyarakat, tetapi ia berpesan agar jangan sampai ada kesamaan antara destinasi wisata yang satu dengan destinasi wisata lainnya. Ia berharap, ada perbedaan atau masing-masing destinasi memiliki ciri khas yang berbeda.

Hal ini perlu dipikirkan agar pengunjung yang datang tidak bosan dengan suguhan baik spot selfie ataupun kuliner yang ada. Makin banyak ragam pilihan, maka akan makin banyak pula pengunjung yang datang, sehingga misi meningkatkan kesejahteraan bisa terjaga dengan baik.

"Misalnya di Taman Ingas ada Sego Gudang, ya di Taman Kebon Pring diusahakan ada menu khas yang lain," tambahnya.

Kepala Seksi Promosi, Data, dan Informasi Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnama Adhi mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Piyungan dan Imogiri ataupun Pundong yang memanfaatkan lahan marginal untuk destinasi wisata tersebut sejatinya adalah wujud nyata dari program Comunity Based Tourism (Wisata Berbasis Masyarakat).

Pasalnya, seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam menciptakan dan mengelola destinasi wisata di tempat mereka. Dengan dana swadaya dan pengelolaan mandiri dari masyarakat itu sendiri, serta hasilnya juga untuk kepentingan masyarakat, maka semangat mensejahterakan bisa diusung bersama.

"Kita patut berbangga dengan semangat masyarakat ini. Dan pemerintah tugasnya membimbing dan mengarahkan saja," tambahnya.

Koordinator Taman Ingas Mudhofar pun mengaku, mereka tertarik memang untuk menyulap lahan yang selama ini menganggur dan hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah untuk menjadi destinasi wisata baru karena misinya hanya satu -- ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berawal dari adanya lomba memancing yang secara rutin mereka gelar, akhirnya tercetuslkah semangat untuk menjadikan Taman Ingas sebagai destinasi kuliner baru di pinggir kali untuk wisatawan. Tak muluk target yang mereka sematkan, mereka hanya ingin menggaet para pecinta sepeda datang ke destinasi tersebut.

"Alhamdulillah, sudah ada 15 lapak dan yang terlibat mengelola lapak ada 20 kepala Keluarga. Omzet rata rata kalau di hari biasa bisa mencapai Rp600 ribu, sementara weekend bisa dua kali lipatnya," ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Load More