SuaraJogja.id - Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Bantul mengaku kesulitan untuk masuk ke beberapa pondok pesantren (ponpes) yang ada di wilayah Bantul. Hal itu menyusul dengan tertutupnya komunikasi dan kurangnya bersosialisasi civitas pesantren tersebut ke Kemenag Bantul.
"Biasanya ada pondok yang agak eksklusif. Mereka memiliki majelis khusus, tetapi saat kami sowan (berkunjung) masuk mengalami kesulitan," jelas Kassubag Tata Usaha (TU) Kantor Kemenag Bantul, Basori Alwi ditemui wartawan di Makodim 0729/Bantul, Selasa (6/4/2021).
Basori menjelaskan bahwa dengan adanya eksklusifitas sebuah ponpes itu muncul indikasi adanya paham radikalisme yang berkembang.
"Nah disitulah muncul ciri-ciri radikalisme dan dugaan terorisme yang mempelajari agama itu dengan eksklusif. Orang lain tidak boleh masuk, dia ingin memahami sendiri dan disitulah menganggap bahwa orang lain yang beda pemahaman dengan dirinya selalu salah," katanya.
Baca Juga: Segera Habis, Dinkes Bantul Sebut Vaksin Sinovac Tinggal 5.290 Vial
Basori menerangkan bahwa terdapat ratusan ponpes yang berdiri di kabupaten Bantul. Ia menyebut ada dua ponpes yang sulit didatangi oleh pihak kemenag.
"Secara persis di ponpes itu ada 1 sampai 2, yang mungkin bisa dilihat dari segi penampilannya. Cara bergaulnya itu juga tidak terbuka dengan orang lain," ujar dia.
Basori menerangkan saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang serta aparat untuk melakukan pemantauan di ponpes terkait.
Kendati begitu, Basori enggan menyebutkan ponpes tersebut terletak di wilayah mana.
Lebih lanjut, ia tak menampik jika ada beberapa yayasan yang ternyata memiliki kedok sedekah untuk membiayai aksi dugaan terorisme di wilayah Bantul.
Baca Juga: 4 Terduga Teroris Diamankan, Kemenag Bantul Dorong Moderasi Beragama
"Tidak menutup kemungkinan di daerah Bantul ada yang seperti itu. Beberapa yayasan yang ada di Bantul terindikasi ke sana (terorisme). Diluar sana yayasan yang juga ada di Sumatera Barat itu membuat kedok sedekah seperti berbagi itu hebat. Tapi ternyata hasil dananya digunakan untuk kegiatan terorisme," keluhnya.
Kemenag, kata Basori meminta warga Bantul tetap waspada. Ketika melihat hal yang dirasa kurang baik dan adanya kelompok eksklusif dalam sebuah majelis perlu dipertimbangkan dan berupaya tidak didekati.
Berita Terkait
-
22 Tahun Bersama, TVXQ Resmi Perpanjang Kontrak dengan SM Entertainment
-
Saling Percaya, Treasure Tambah Kontrak dengan YG Entertainment Lebih Awal
-
Kunjungi Ponpes Tebuireng, Bahlil Ingin Silaturahmi Ulama dan Umara Tetap Terjaga
-
Wanti-wanti Maruarar Sirait ke PIK: Tak Ada Pagar dan Rumah Eksklusif
-
Perjalanan Karier Nadya Arina, Awalnya Tak Minat Berakting
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai