SuaraJogja.id - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul menjaring sebanyak enam petugas salon atau kapster saat menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) Rabu-Kamis (7-8/4/2021).
Kepala Satpol PP Bantul Yulius Suharta menjelaskan, operasi pekat sengaja digelar sebagai usaha mengatasi penyakit masyarakat menjelang bulan Ramadan. Selain petugas dari Satpol PP, operasi juga melibatkan petugas dari Polres Bantul.
"Jadi kami gabungan dengan Polres Bantul menyisir kawasan Kapanewon Kasihan. Kami mendatangi 2 salon dan memeriksa aktivitas serta izin usaha mereka," kata Yulius dihubungi wartawan, Jumat (9/4/2021).
Yulius mengatakan, di salah satu salon, petugas gabungan mendapati enam orang terapis dan kapster salon berpakaian minim, serta satu penjaga. Petugas sempat mengecek aplikasi gawainya dan mendapati salah satu terapis melakukan transaksi.
Baca Juga: Libur Paskah Rawan Kerumunan, Satpol PP Turunkan 40 Petugas di Parangtritis
"Ternyata mereka juga memberikan layanan plus-plus. Hal itu diketahui setelah kami periksa gawai mereka dan memang menunjukkan adanya transaksi (pijat) plus-plus," terangnya.
Yulius menerangkan, transaksi tersebut dilakukan melalui aplikasi media sosial. Selanjutnya, petugas mengamankan kartu identitas mereka dan memberikan surat panggilan untuk datang ke kantor Satpol PP Bantul.
"Begitu juga kepada pemilik usaha kami minta datang ke kantor kami," ucapnya.
Sedangkan di salon lainnya, petugas memeriksa izin usaha salon tersebut. Pihaknya juga mendapati tiga petugas potong rambut atau kapster dan dilakukan pembinaan.
"Meski tidak ada indikasi ke arah perbuatan mesum, mereka juga kami bina di tempat," ucap Yulius.
Baca Juga: PHL Satpol PP Hamil di Luar Nikah, Jadi Sorotan DPRD Bantul
Selain operasi ke kedua salon itu, aparat gabungan juga menyisir sejumlah hotel yang ada di wilayah Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan. Yulius menerangkan pihaknya juga mendapati satu pasangan tak sah yang berada dalam satu kamar.
"Selain itu, kami juga menjaring sepasang laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri sah di sebuah hotel di Ngestiharjo, Kasihan," ungkap dia.
Petugas memberi pembinaan di tempat dan juga memberi surat pemanggilan ke kantor Satpol PP untuk dimintai keterangan.
Lebih lanjut Yulius mengatakan, operasi pekat akan terus dilakukan hingga bulan Ramadan. Tujuannya, agar segala bentuk pelanggaran dan penyakit masyarakat bisa ditekan.
"Kami ingin menciptakan suasana yang kondusif. Utamanya, mendekati bulan Ramadan ini," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta