SuaraJogja.id - Bakpia merupakan salah satu makanan khas Daerah istimewa Yogyakarta yang kerap dijadikan oleh-oleh para pelancong. Sampai tahun 2021 ada ratusan, mungkin ribuan produk bakpia di kota gudeg
Di antara berbagai variasi bakpia yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, ada dua merek bakpia yang melegenda dan sampai sekarang masih menjadi kegemaran wisatawan.
Kue yang berbentuk pipih dengan ragam isian mulai dari kacang hijau hingga gula ini disebut-sebut bukan berasal dari tanah air, melainkan dari Tiongkok.
Di daerah asalnya, kue ini diberi nama Tou Luk Pia yang memilik arti kue kacang hijau. Merunut sejarahnya, makanan ringan ini dibawa oleh para imigran Tionghoa pada awal abad ke-20.
Baca Juga: Jualan Telur dan Bakpia Keliling, Kakek Ini Nafkahi 7 Anak Yatim Piatu
Bakpia dibawa oleh keluarga para pedagang Tionghoa yang juga banyak menempati pusat Kota Yogyakarta. Berbeda dengan kue keranjang yang memiliki nilai kultural saat perayaan Imlek, bakpia sendiri hanya kudapan atau camilan pelengkap dari sajian lainnya. Faktor ekonomi diduga menjadi awal mula kue pipih ini lantas diperjualbelikan.
Camilan "impor" dari Tionghoa ini kali pertama hadir di Yogyakarta dibawa oleh Kwik Sun Kwok pada tahun 1940-an. Ia menyewa sebidang tanah milik pribumi di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, Yogyakarta.
Awalnya, bakpian buatan Kwik berisi daging dan mengandung minyak babi. Lantaran warga Jogja banyak yang menganut agama Islam, akhirnya terjadi perubahan pada isian kue itu.
Isi dari bakpia diganti dengan kacang hijau serta disesuaikan selera masyarakat Jawa. Hasil adaptasi tersebut lantas mendapatkan respons yang cukup baik dan digemari oleh masyarakat.
Pada tahun 1980-an produksi bakpia menjadi usaha rumahan yang makin populer. Berkembanglah produsen lainnya di kawasan Pathuk.
Baca Juga: Tak Kebagian Royalti, Pongki Barata Sedih Lagunya Jadi Iklan Bakpia Jogja
Dalam sejarahnya, disebutkan bahwa pada masa tersebut produsen bakpia belum mengenal merek dagang, sehingga mereka menamai bakpia buatan rumah mereka sesai dengan nomor rumah yang ditinggali.
Akhirnya lahirlah bakpia 75, 25, dan lain sebagainya. Merek dengan nomor rumah itu masih bertahan sampai saat ini.
Dua merek bakpia tersebut menjadi produk yang masih bertahan sampai saat ini ditengah pasang surutnya dunia perdagangan.
Meski berbagai inovasi bakpia, mulai dari isian, bentuk, hingga cara pengolahannya terus berkembang pesat, tetapi bakpia Patuk 75 dan Bakpia Pathok 25 tetap menjadi salah satu yang dimintai wisatawan.
Bakpia Patuk 75, yang selanjutnya disingkat BP 75, didirikan pada tahun 1948 oleh keluarga Liem Bok Sing, berawal dari usaha keluarga membuat kue basah, dan salah satunya adalah bakpia.
Selain dijual di rumah Jalan Dagen, BP 75 juga dipasarkan oleh dua pegawai yang berkeliling dengan keranjang dipikul.
Pada tahun 80-an, perdagangan bakpia ini mulai berkembang pesat, seiring banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Penjualannya sendiri tidak dilakukan secara berkeliling lagi, tetapi ditawarkan di toko bersama olahan makanan lainnya.
Untuk mengantisipasi pesaing, BP 75 mempertahankan keaslian bahan baku kacang hijau tanpa campuran dan pemanis buatan.
Sementara Bakpia Pathok 25, atau selanjutnya disebut BP 25, dirintis oleh Tan Aris Nio dan dilanjutkan oleh anaknya, Arlen Sanjaya. Sama seperti BP 75, BP 25 juga berawal dari bisnis rumahan yang dikerjakan oleh satu pegawai dan lima anak pemiliknya.
Kue ini juga mulai diproduksi pada tahun 1948 di Kampung Pathuk. Penjualannya masih menggunakan besek atau tempat dari anyaman bambu tanpa merek, dan peminatnya terbatas.
Selanjutnya pada tahun 1980-an, BP 25 sudah dipatenkan menjadi merek dagang diiringi dengan perubahan kemasan menjadi kardus. Sampai saat ini, BP 25 memiliki beberapa cabang penjualan resmi di Yogyakarta.
Dikenal sebagai dua mereka bakpia ternama dengan sejarah panjang sejak tahun 1948, ada beberapa perbedaan yang dimiliki BP 75 dan BP 25.
Perbedan Bakpia Patuk 75 dan Bakpia Pathok 25
Dari segi harganya, dilihat dari jasa pembelian makanan online, BP 75 isi kacang hijau klasik untuk satu kemasan berisi 15 butir bakpia dijual Rp35.000. Sementara untuk BP 25 satu kemasan -- tidak disebutkan isinya -- dijual seharga Rp45.000 untuk rasa yang sama.
Meski sudah tampak berbeda dari nomor yang digunakan, visual yang ditampilkan dua kardus tersebut juga patut dinilai. BP 75 memiliki desain yang sederhana dengan angka 75 berada di tengah segitiga warna merah yang juga berada di dalam kotak warna hijau. Tidak banyak visual atau informasi yang dicantumkan selain merek dagang, tahun berdiri, logo halal, nomor produksi, dan keterangan isi.
Sementara itu, BP 25 memiliki tampilan yang lebih ramai. Selain merek dagang dengan nomor 25 yang besar, tampak juga potret bakpia yang tersaji di atas piring. Di sekelilingnya terlihat butiran kacang hijau dan tepung dalam wadah dan berserakan. Ada juga teko dari kayu yang identik dengan budaya Jawa. Di bawah mereknya ada tulisan 'oleh-oleh khas Yogyakarta.'
Dari pernyataan warganet, disampaikan bahwa penampilan BP 75 lebih menarik lantaran ukuran dan bentuknya lebih seragam, termasuk bentuk bulat dan ketebalannya.
Sedangkan, untuk BP 25, antara bakpia yang satu dan lainnya lebih bervariasi. Bahkan ada beberapa bentuk yang penyok. Ketika dibelah, tampak BP 75 memiliki kulit tipis yang berlapis.
Mengenai rasa yang ditawarkan tentu akan relatif sesuai dengan selera masing-masing orang. Jika digambarkan, BP 75 disebut memiliki rasa kacang hijau dan manis yang terpadu secara pas.
Sementara, BP 25 memiliki cita rasa kacang hijau yang lebih kuat. Saat digigit, BP 25 memiliki tekstur yang lebih lembut. Sedangkan BP 75 terasa lebih rapuh dan kulit yang mudah rontok.
Demikian beberapa perbedaan Bakpia Pathuk 75 dan Bakpia Patok 25 menurut warganet. Terkait rasa dan tampilan tentunya akan bersifat relatif sesuai dengan selera masing-masing orang.
Selain dua mereka tersebut, masih banyak juga jenis bakpia lainnya. Kalau kamu, pilih makan bakpia yang mana?
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
- Cari Mobil Bekas Matic di Bawah Rp50 Juta? Ini 5 Pilihan Terbaik yang Tak Lekang oleh Waktu
Pilihan
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
-
6 Pilihan Sepatu Lari Hitam-Putih: Sehat Bergaya, Terbaik untuk Pria dan Wanita
-
Pak Erick Thohir Wajib Tahu! Liga Putri Taiwan Cuma Diikuti 6 Tim
-
5 Rekomendasi Tas Sekolah Terbaik, Anti Air dan Tali Empuk Hindari Pegal
Terkini
-
Ricuh Kurir ShopeeFood di Sleman hingga Rusak Mobil, Dua Orang Ditetapkan jadi Tersangka
-
Mengamankan Diri dari Desakan Massa, Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman jadi Tersangka
-
Dalang Penggantian Plat BMW Maut Sleman Terungkap: Kenal Dekat dengan Keluarga Tersangka?
-
Gandeng Petani Lokal, Sila Artisan Tea Dorong Ekonomi Ratusan Keluarga
-
Liburan di Kampung Main dari Pasar Wiguna x Wonderful Indonesia: Wadah Anak Bermain dan Belajar