SuaraJogja.id - Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi, Henry Subiakto menyampaikan pujian kepada Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Menurutnya, Yaqut memiliki nilai lebih dari sekedar toleransi melainkan sudah berada di tahap akseptansi. Tidak semua orang siap dengan nilai tersebut.
Melalui cuitan di akun Twitternya, Henry memberikan pujian kepada Yaqut. Dalam pandangannya menteri agama tersebut memiliki nilai toleransi dan akseptansi di dalam dirinya. Toleransi memiliki arti pengertian dan menghormati perbedaan. Sedangkan akseptansi memiliki nilai lebih.
Henry menyebutkan jika akseptensi berada di level yang lebih tinggi dari toleransi. Yakni menerima perbedaan sebagai sunatulloh. Sehingga mampu mendukung perbedaan bahkan bisa menerima yang berbeda untuk masuk ke dalam kelompoknya. Tidak semua orang dinilai siap dengan nilai akseptansi.
"Gus @YaqutCQoumas memiliki toleransi & akseptasi. Toleransi itu sadar, ngerti & hormati perbedaan. Sedang akseptasi lebih tinggi levelnya, yaitu nerima perbedaan sebagai sunatulloh, sehingga mendukung perbedaan, bahkan bisa nerima yang beda masuk dalam kelompoknya/in group. Tidak semua siap di level ini," tulis Henry.
Baca Juga: Beredar Surat Wasiat Milik Teroris, Henry Subiakto Soroti Hal Ini
Beberapa waktu belakangan, Yaqut sendiri tengah menerima kritik dari berbagai pihak lantaran ia meminta sesi doa dalam setiap acara Kementrian Agama (Kemenag) bukan hanya diisi doa untuk agama Islam melainkan semua agama. Ia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh agama yang ada di Indonesia, melayani dan memberikan kesempatan yang sama.
Sejak diunggah Jumat (9/4/2021), cuitan Henry memuji menteri agama di tengah polemik akibat kebijakannya untuk membawakan doa semua agama tersebut sudah disukai lebih dari 200 pengguna Twitter. Ada puluhan lainnya yang ikut membagikan ulang dan tidak sedikit berkomentar.
"NKRI terbangun atas komitmen kebersamaan antar anak bangsa. Perbedaan adalah karunia Tuhan yang tidak bisa kita tolak, sehingga harus disyukuri dan dipupuk, di-uri-uri agar menjadi energi positif yang memberdayakan dan memajukan kita!," tulis akun @petrux***.
"Level lebih tinggi adalah 'merayakan perbedaan' karena memicu kreativitas yang menghasilkan hal-hal baru yang memperkaya semua pihak," komentar akun @marlina***.
"Bangsa indonesia sudah final dengan landasan pancasila. Dan mayoritas umat islam faham dan menerima, hanya orang-orang 'pintar' saja yang terus mengorek-orek perbedaan dengan mengangkat yang satu menginjak yang lainnya seperti tulisan anda ini," tanggapan akun @Jesspro*****.
Baca Juga: Bandingkan UU ITE dengan Kitab Suci, Ini Penjelasan Prof Henry Subiakto
Sementara akun @Dgdfi**** mengatakan, "INI BARU POSTINGAN RADIKAL, MENURUT DIA DOANG BENER, YANG BEDA MENURUT DIA GA SE-LEVEL MA DIA."
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Samsung Rp1 Jutaan Terbaik Juni 2025, Super Murah Performa Mewah
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik Juni 2025
-
5 Rekomendasi Body Lotion Super Murah Mulai Rp13 Ribuan, Gercep Atasi Kulit Kering
-
Winger yang Diabaikan Lionel Scaloni Segara Bela Malaysia, FAM Bayar Berapa?
-
Jejak Brutal Bek Naturalisasi Malaysia Facundo Garces: Saya Bukan Orang Gila
Terkini
-
Bantul Targetkan Bebaskan 330 Hektare dari Kumuh: Ini Strategi Ambisiusnya di 2026
-
AirNav Indonesia Prediksi Tak Ada Lonjakan Penumpang Pesawat saat Libur Idul Adha
-
6 Juni 2025 Idul Adha Serentak, MUI DIY Ingatkan Soal Takbir Tertib dan Solidaritas Sosial
-
TKP ABA Tutup: Pedagang & Jukir Terancam di Menara Kopi? Akses Sulit, Lahan Sempit Jadi Sorotan
-
Dari Ledakan Amunisi hingga Pengamanan Kejaksaan, Pakar UGM Soroti Soal Disiplin dan Pengawasan TNI