SuaraJogja.id - Pemerintah Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul membenarkan bahwa sejumlah warganya yang berada di Pedukuhan Brajan terinfeksi penyakit cikungunya.
Lurah Wonokromo Machrus Hanafi menjelaskan bahwa kejadian serangan virus yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini terjadi sejak dua pekan lalu.
"Benar di tengah Covid-19 ini ada sejumlah warga di Brajan yang mengalami gejala terserang penyakit cikungunya. Sudah sekitar 14 hari lalu," jelas Hanafi dihubungi wartawan, Kamis (15/4/2021).
Ia melanjutkan bahwa gejala para pasien yang terjangkit cikungunya adalah demam tinggi. Selain itu, ada beberapa orang yang mengalami sakit kepala yang tidak tertahankan, muncul bintik-bintik merah, dan ada yang merasa mual.
Baca Juga: Belum Terima Vaksin, Pedagang di Bantul Akui Masih Khawatir Berjualan
"Selanjutnya kejadian itu langsung ditangani oleh puskesmas sembari melaporkan ke Dinkes," ujar dia.
Hanafi tak mengetahui pasti jumlah pasien yang terinfeksi cikungunya di Padukuhan Brajan.
"Untuk jumlah pastinya berapa kurang begitu paham, kebetulan yang mengerti Dukuh, namun yang bersangkutan masih sakit jadi belum saya konfirmasikan lagi jumlahnya," terang dia.
Pasien yang terjangkit penyakit ini sudah berjalan dua pekan. Hanafi mengaku sebagian warganya sudah menjalani pemulihan.
"Sudah ada yang pulih dan kebanyakan dirawat di rumah masing-masing. Sejauh ini yang di puskesmas atau RS tidak ada," katanya.
Baca Juga: Endus Dugaan Korupsi di DPPKBPMD, Kejari Bantul Lakukan Klarifikasi
Mengantisipasi penularan yang berpotensi meluas, Pemerintah Kalurahan mengambil langkah dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Padahal, saat itu di dusun tersebut belum jadwalnya. Daripada terjadi hal tidak diinginkan, maka jadwal PSN dimajukan dan dipercepat," ungkap dia.
Terpisah, Kepala Puskesmas Pleret, Erni Rochmawati mengatakan sudah melakukan penyelidikan epidemiologi terkait infeksi cikungunya di wilayahnya. Pihaknya juga telah mendata terhadap orang yang diduga terinfeksi penyakit ini.
"Nantinya yang masih ada gejala diperiksa menggunakan rapid test cikungunya sampling. Untuk fogging, dinas masih menunggu hasil penyelidikan epidemiologi dan hasil sampling rapid," jelas Erni.
Berita Terkait
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
-
Berkah MK hingga Langkah Besar Wahyu Anggoro Hadi untuk Bantul
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi