Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 19 April 2021 | 11:43 WIB
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok, Sleman, Senin (19/4/2021) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY memulai uji coba pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di wilayahnya. Tercatat ada sebanyak sembilan sekolah yang akhirnya ditunjuk sebagai uji coba percontohan itu.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Didik Wardoyo mengatakan uji coba pembelajaran tatap muka ini sebelumnya sudah dipersiapkan dengan matang. Terutama tentang kelengkapan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan di sekolah yang bersangkutan.

"Kalau dari sisi kesiapan baik itu kelengkapan APD kemudian penataan ruangan, penerapan protokol kesehatan yang kita lihat bersama sudah cukup bagus," kata Didik ketika meninjau langsung uji coba pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok, Sleman, Senin (19/4/2021).

Lebih lanjut Didik menyebut pengaturan yang disiapkan sekolah untuk mendukung pembelajaran tatap muka itu sudah baik. Termasuk mulai dari jalur masuk yang sudah disiapkan, hingga pembelajaran di kelas.

Baca Juga: Pemda DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka Besok, Satu Sekolah Batal Ikut

Baik itu dari penataan jarak antara satu siswa dan lainnya sudah dilakukan. Penyediaan tempat cuci tangan hingga pengawasan dalam penggunaan masker kepada para siswa juga terus dilakukan.

"Ditambah lagi guru-guru [dan karyawan di sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan uji coba] sudah dilakukan vaksinasi. Sehingga kadar imunitas tentunya sudah terbentuk karena vaksinasi sudah 28 hari dari vaksinasi pertama," ujarnya.

Didik menyampaikan sebenarnya berdasarkan rencana awal terdapat sepuluh sekolah yang akan dijadikan percontohan uji coba pembelajaran tatap muka. Sepuluh sekolah yang ditunjuk tersebut terdiri dari lima SMA dan lima SMK di DIY.

"Sebenarnya ada 10 sekolah. Tetapi ada 1 sekolah yakni SMAN 6 Yogyakarta kebetulan vaksinasi Covid-19 bagi guru belum semuanya. Sehingga memang sementara ditunda dulu," tuturnya.

Adapun sembilan sekolah yang mulai uji coba percontohan pembelajaran tatap muka di antaranya, SMAN 1 Pajangan, Bantul; SMK N 1 Bantul; SMAN 1 Gamping, Sleman; SMKN 1 Depok, Sleman; SMAN 2 Playen, Gunungkidul; SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul; SMAN 1 Sentolo, Kulon Progo; SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo; SMKN 1 Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Gibran Beri Ultimatum: Sekolah Tolak Vaksin, Nggak Usah PTM!

Selain dilakukan pada jenjang SMA dan SMK di DIY, kata Didik, skema tersebut juga bakal dilakukan untuk jenjang SD dan SMP. Tentunya dengan berkoordinasi dengan kabupaten dan kota untuk pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka khususnya pada sekolah yang sudah siap.

Dijelaskan Didik, uji coba pembelajaran tatap muka untuk sekolah-sekolah tersebut akan terus dievaluasi pelaksanaannya.

Evaluasi itu akan dilakukan sepekan atau maksimal dua pekan sekali. Tujuannya guna melihat indikator keberhasilan KBM tatap muka ini.

"Evaluasi paling tidak sepekan sekali atau paling tidak dua minggu atau 14 hari dari uji percontohan itu. Jika tidak terjadi gejolak munculnya klaster baru, kemudian penerapan prokes juga bisa dijalankan dengan baik itu segera diikuti sekolah-sekolah lain yang sudah siap," terangnya.

Hasil evaluasi tersebut nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menggelar KBM tatap muka untuk sekolah-sekolah lain. Baik yang sederajat ataupun untuk jenjang yang berada di bawahnya.

"Mudah-mudahan uji coba percontohan ini bisa berjalan dengan baik. Kemudian nanti segera dikuti oleh sekolah-sekolah lain. Sehingga semua sekolah di DIY dengan adaptasi kebiasaan baru pembelajaran tatap muka meskipun terbatas bisa dilakukan bersama-sama. Hingga ke depan pada tahun ajaran baru itu bisa kita lakukan semua sekolah yang ada di DIY," tandasnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMK N 1 Depok Suprapto menyatakan bahwa pemilihan sekolahnya untuk dilakukan uji coba tatap muka sudah dengan pertimbangan dan persiapan yang memadai.

Disebutkan Suprapto, tatap muka yang dikhususkan bagi siswa kelas X dan XI itu dilakukan dengan pelaksanaan prokes yang ketat. Serta tentu dengan telah dilakukan simulasi terlebih dahulu sebelumnya

"Jadi dari sarana prasarana kemudian pos dan juga kita simulasikan. Mulai dari anak datang ke sekolah cek suhu alur parkir, kemudian cuci tangan sampai alur menuju kelas masing-masing sampai duduk pun kita sudah atur. Ketika masuk dari depan maka anak yang datang awal duduk di belakang sehingga tidak melewati temannya. Ketika pulang anak yang di belakang keluar duluan dan tidak saling melewati," terang Suprapto.

Selain itu, jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka ini pun telah dibatasi. Sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan yakni hanya 50 persen saja kapasitas yang diberpolehkan dari kapasitas maksimal atau sekitar 18 orang saja.

Load More