Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 19 April 2021 | 11:43 WIB
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok, Sleman, Senin (19/4/2021) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Dijelaskan Didik, uji coba pembelajaran tatap muka untuk sekolah-sekolah tersebut akan terus dievaluasi pelaksanaannya.

Evaluasi itu akan dilakukan sepekan atau maksimal dua pekan sekali. Tujuannya guna melihat indikator keberhasilan KBM tatap muka ini.

"Evaluasi paling tidak sepekan sekali atau paling tidak dua minggu atau 14 hari dari uji percontohan itu. Jika tidak terjadi gejolak munculnya klaster baru, kemudian penerapan prokes juga bisa dijalankan dengan baik itu segera diikuti sekolah-sekolah lain yang sudah siap," terangnya.

Hasil evaluasi tersebut nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menggelar KBM tatap muka untuk sekolah-sekolah lain. Baik yang sederajat ataupun untuk jenjang yang berada di bawahnya.

Baca Juga: Pemda DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka Besok, Satu Sekolah Batal Ikut

"Mudah-mudahan uji coba percontohan ini bisa berjalan dengan baik. Kemudian nanti segera dikuti oleh sekolah-sekolah lain. Sehingga semua sekolah di DIY dengan adaptasi kebiasaan baru pembelajaran tatap muka meskipun terbatas bisa dilakukan bersama-sama. Hingga ke depan pada tahun ajaran baru itu bisa kita lakukan semua sekolah yang ada di DIY," tandasnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMK N 1 Depok Suprapto menyatakan bahwa pemilihan sekolahnya untuk dilakukan uji coba tatap muka sudah dengan pertimbangan dan persiapan yang memadai.

Disebutkan Suprapto, tatap muka yang dikhususkan bagi siswa kelas X dan XI itu dilakukan dengan pelaksanaan prokes yang ketat. Serta tentu dengan telah dilakukan simulasi terlebih dahulu sebelumnya

"Jadi dari sarana prasarana kemudian pos dan juga kita simulasikan. Mulai dari anak datang ke sekolah cek suhu alur parkir, kemudian cuci tangan sampai alur menuju kelas masing-masing sampai duduk pun kita sudah atur. Ketika masuk dari depan maka anak yang datang awal duduk di belakang sehingga tidak melewati temannya. Ketika pulang anak yang di belakang keluar duluan dan tidak saling melewati," terang Suprapto.

Selain itu, jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka ini pun telah dibatasi. Sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan yakni hanya 50 persen saja kapasitas yang diberpolehkan dari kapasitas maksimal atau sekitar 18 orang saja.

Baca Juga: Gibran Beri Ultimatum: Sekolah Tolak Vaksin, Nggak Usah PTM!

Load More