Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 21 April 2021 | 10:23 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (9/1/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga awan panas guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Selasa (20/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati sejumlah awan panas guguran. Awan panas tersebut masih mengarah ke barat daya.

"Teramati 6 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya.

Selain awan panas guguran ada juga guguran lava yang masih terus keluar. Teramati juga arah luncuran lava itu masih mengarah ke barat daya.

Baca Juga: Pagi Ini Merapi Keluarkan 3 Kali Awan Panas Guguran, Jarak Maksimal 1,5 Km

"Teramati 27 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya," ucapnya.

Sejumlah kegempaan juga terus terjadi dari Gunung Merapi. Tercatat ada kegempaan guguran sebanyak 173 kali, hembusan 1 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 7 kali.

Sementara itu pada periode pengamatan Rabu (21/4/2021) selama 6 jam atau tepatnya pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Merapi juga telah menunjukkan aktivitasnya. Terbukti dari guguran lava yang muncul mengarah ke barat daya.

"Teramati 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat daya," ujarnya.

Tercatat juga sejumlah kegempaan di antaranya kegempaan guguran sejumlah 25 kali serta dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali.

Baca Juga: 24 Jam Terakhir, Muncul 1 Kali Awan Panas dan 26 Kali Lava dari Merapi

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More