Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 23 April 2021 | 04:33 WIB
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

"Jadi untuk klasternya sampai saat ini belum diketahui. Awal kasus muncul dari keluarga, tapi kan berbarengan. Jadi tidak bisa diklaim dari satu keluarga," urainya.

Ia merinci, dari 35 yang positif ada tiga yang dibawa ke RS dan sudah sembuh, pisah.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, klaster COVID-19 di Jongke Kidul bukan disebabkan karena kegiatan layat atau takziah.

"Jadi itu awalnya ada takmir masjid setempat sakit, dirawat di RS, ternyata dia positif [COVID-19].Tapi sebelum yang di RS ini positif, ada yang sudah bergejala juga sama-sama takmir masjid. Itu positif dari tes antigen dan bergejala anosmia," tutur Joko.

Baca Juga: Kiper PSS Sleman Ungkap Pesan Terakhir dari Almarhum Listiyanto Raharjo

Begitu kasus muncul, atas inisiatif Satgas Padukuhan Jongke Kidul, maka dilakukan tracing kepada kontak erat. Setelah dilakukan tracing, ternyata ada beberapa tambahan kasus positif.

Jumlah 300 yang ditracing merupakan warga setempat, utamanya yang tinggal di sekitar masjid. Mereka merupakan warga dari RT 5 dan RT 7 dari RW 24.

Tracing dibuat dengan menerapkan sesi, pagi-siang dan tidak semua diswab. Melainkan dibagi sesuai kriteria, erat dan tidak erat.

"Warga yang positif ada tiga yang dirawat di shelter dan sisanya isolasi mandiri," ucapnya.

Dengan adanya kasus klaster ini, maka RT 5 Padukuhan Jongke Kidul masuk zona merah, sedangkan RT 7 zona oranye.

Baca Juga: PPKM Mikro Diperpanjang, Pemudik ke Sleman Harus Karantina Biaya Mandiri

Kondisi saat ini, sesuai dengan instruksi Bupati, karena RT 5 termasuk dalam zona merah maka tempat ibadah harus ditutup, jam malam tidak lebih dari 20.00 WIB.

Load More