Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 22 April 2021 | 18:49 WIB
Ketua Gugus Tugas Kelurahan Sendangadi Parjiono. (kontributor/ ulifebriarni)

SuaraJogja.id - Padukuhan Jongke Kidul, Kalurahan Sendangadi, Kapanewon Mlati, Sleman, kali ini menjadi padukuhan yang punya klaster kasus COVID-19. Tercatat, ada 35 warga setempat dinyatakan positif COVID-19.

Ketua Gugus Tugas Kelurahan Sendangadi Parjiono mengatakan, akibat munculnya klaster itu, sebanyak tiga warga dirawat di rumah sakit dan sudah dinyatakan sembuh. Selain itu, ada dua warga meninggal dunia karena usia dan ada riwayat komorbid. Sedangkan sisanya yang lain sudah selesai menjalani isolasi mandiri.

"Klaster ini berawal dari akumulasi dari 35 warga tadi. Kami saat ini berupaya memutus mata rantai dengan melaksanakan rapid test, rapid antigen, dan swab PCR," tuturnya, Kamis (22/4/2021). 

Proses tracing yang dilakukan pada hari ini, menyasar sebanyak 300 warga yang kontak erat. Undangan tracing dibagi dua hari pelaksanaan, Kamis-Jumat (23/4/2021), dengan jumlah pasien 150 orang per hari.

Baca Juga: Kiper PSS Sleman Ungkap Pesan Terakhir dari Almarhum Listiyanto Raharjo

Parjiono mengatakan, munculnya klaster Jongke itu diawali dengan adanya anggota keluarga yang merasa demam dan tidak enak badan. Yang bersangkutan lalu swab mandiri di rumah sakit, dan diketahui hasilnya positif. 

"Begitu ada kejadian, kami tracing, lalu berkembang," tuturnya. 

Pasien yang diketahui positif, langsung isolasi mandiri. Di wilayah tempat tinggal warga juga diterapkan pembatasan kegiatan sosial masyarakat yang diperpanjang sejak Selasa (20/4) hingga Minggu (25/4/2021).

"Bagi yang isolasi mandiri, ada jadup sembako bahan pangan," tambah Parjiono. 

Kepala Puskesmas Mlati I Sleman Ernawati mengatakan, skrining kasus dilakukan di RW 24, khususnya RT 5, 6, 7, dan 8.

Baca Juga: PPKM Mikro Diperpanjang, Pemudik ke Sleman Harus Karantina Biaya Mandiri

Ernawati memaparkan, bagi warga yang kontak lebih dari sepekan akan dilakukan rapid antigen. Selanjutnya untuk kontak yang masih dalam satu pekan, dilakukan tes antibodi. Sedangkan warga yang bergejala, mendapatkan swab PCR.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More