Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 23 April 2021 | 10:46 WIB
Awan panas dimuntahkan Gunung Merapi pada Selasa (20/4/2021) pagi. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga awan panas guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 24 jam, Kamis (22/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati satu kali awan panas guguran. Luncuran awan panas itu masih menuju ke arah barat daya.

"Sempat teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 meter mengarah ke barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/4/2021).

Awan panas guguran pada tanggal 22 April 2021 kemarin itu tepatnya terjadi pada pukul 10.27 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 35 mm dan durasi 122 detik.

Baca Juga: Update Merapi, Keluarkan Awan Panas Sejauh 1,3 Km ke Arah Barat Daya

Selain awan panas guguran, teramati juga sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Guguran lava itu juga tidak hanya menuju ke arah barat daya tapi juga ke arah tenggara.

Dalam pengamatan tersebut sebanyak 28 kali guguran lava malam tampak pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter teramati menuju kearah barat daya.

Sedangkan sebanyak 2 kali guguran lava itu menuju ke qrah tenggara. Estimasi jarak luncur maksimal ke arah tenggara sejauh 400 meter.

"Asap kawah sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ujarnya.

Tercatat juga terdapat kegempaan guguran sebanyak 157 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 27 kali. Serta ada juga kegempaan hembusan sejumlah 1 kali, vulkanik dangkal sebanyak 1 kali dan tektonik jauh sebanyak 1 kali.

Baca Juga: Dua Kubah Masih Aktif, Status Gunung Merapi Masih Fluktuatif

Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya selama Jumat (23/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, dari visual Gunung Merapi terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Sudah ada juga aktivitas lain berupa guguran lava yang masih terus terjadi. Guguran lava itu masih mengarah ke barat daya.

"Teramati 8 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya," terangnya.

Sedangkan untuk kegempaan hanya tercatat guguran sejumlah 50 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More