SuaraJogja.id - Menjelang Hari Raya Idulfitri, biasanya mulai muncul banyak jasa penukaran uang pecahan baru di pinggir-pinggir jalan. Seperti yang ada di sekitar kawasan Jalan Panembahan Senopati, Titik 0 KM, Yogyakarta, mulai berderet orang yang menyediakan jasa penukaran uang untuk hari raya.
Salah satu penyedia jasa tukar uang baru, Sugiyati (54), mengaku sudah satu minggu membuka jasa penukaran uang baru. Dalam kurun waktu tersebut, Sugiyarti mengaku sempat tak mendapatkan pelanggan. Baru pada hari ketika dirinya membuka lapak, ada pelanggan yang datang.
"Berapa pun saya kasihkan biar uangnya mutar," terang Sugiyarti saat ditemui di sebelah gedung Museum Vrederburg, Jumat (30/4/2021).
Menurunnya jumlah pelanggan yang datang membuatnya melayani berapa pun jumlah yang diinginkan. Untuk setiap kali transaksi, Sugiyarti mendapatkan keuntungan sebesar 10 persen. Jumlah tersebut lantas dikurangi sebanyak 2,5 persen untuk membayar pengepul uang baru.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Kondisi Pasar Beringharjo Masih Sepi Pengunjung
Jumlah potongan dari pengepul sendiri bisa bertambah seiring dengan tingginya permintaan. Terutama saat ini, penyedia jasa penukaran uang baru tidak bisa secara bebas menukarkan uanh ke bank karena adanya kuota yang membatasi. Semakin dekat dengan hari raya juga bisa menjadi pemicu meningkatnya jumlah potongan.
Sehari-hari Sugiyarti sendiri bekerja sebagai pedagang Bakmi Jawa di kawasan Taman Pintar. Selama bulan Ramadan, lapaknya yang buka sejak pagi hingga malam hari diliburkan. Tuntutan untuk menjadi tulang punggung keluarga mengantarkan Sugiyarti kepada profesi penukaran uang baru.
"Sejak uang Rp2.000-an baru keluar itu saya mulai buka jasa penukaran uang Lebaran," terangnya.
Sugiyarti kali pertama menjajal pekerjaan sebagai penyedia jasa penukar uang tersebut pada 2009. Awalnya, ia ditawari oleh seorang teman untuk membuka jasa. Setelah menilai bahwa keuntungan yang didapatkan cukup besar, Sugiyarti pun mulai menekuni profesi tersebut setiap tahun menjelang Lebaran.
Bahkan Sugiyarti sampai mencari utangan uang untuk menjadi modal awalnya. Berawal dari Rp10 juta, Sugiyarti mulai bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bersama suami dan dua anak. Biasanya menjelang Lebaran Sugiyarti akan memcari dana pinjaman Rp100 juta untuk ditukarkan uang baru.
Baca Juga: Pandemi Jadi Inspirasi Koleksi Busana Idulfitri Sapto Djojokartiko
Sementara untuk tahun 2021, Sugiyarti hanya mempersiapkan dana sebesar Rp17 juta. Beberapa hal yang menjadi alasan adalah karena keterbatasan dana selama pandemi. Selain itu, jumlah orang yang bisa meminjamkan dananya juga menurun.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Jelang Lebaran, Kondisi Pasar Beringharjo Masih Sepi Pengunjung
-
Pandemi Jadi Inspirasi Koleksi Busana Idulfitri Sapto Djojokartiko
-
Lebaran di Bekasi: Open House Dilarang, Tempat Wisata Boleh Dibuka
-
Viral Kisah Bisnis Kue Kering Kena Tipu, Warganet Cium Kejanggalan Ini
-
Cocok untuk Keluarga, Ini Tips Pakai Seragam Batik Saat Lebaran
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
Dua Laga Penentu Nasib PSS Sleman, Bupati Sleman Optimistis Super Elja Tak Terdegradasi
-
Segera Klaim! Ada 3 Link Saldo DANA Kaget, Bisa Buat Traktir Ngopi dan Nongkrong Bareng Teman
-
Banyak yang Salah Kaprah, UGM Pastikan Kasmudjo Dosen Pembimbing Akadamik Jokowi
-
Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan
-
Polemik Lempuyangan: Keraton Bantu Mediasi, Kompensasi Penggusuran Tetap Ditolak Warga