Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 02 Mei 2021 | 11:41 WIB
Bandiman (36), warga Pedukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, menunjukkan foto Naba Faiz Prasetyo (8), anaknya yang meninggal usai menyantap sate beracun, Sabtu (1/5/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Farmakologi UGM, Ika Puspitasari menyebut bahwa racun jenis C yang menewaskan seorang anak driver ojol bernama Naba Faiz Prasetya (10) diduga kuat merupakan racun Sianida

Ika menjelaskan seharusnya zat berbahaya ini tak mudah didapatkan oleh masyarakat, mengingat kandungannya sangat mematikan untuk membunuh makhluk hidup.

“Sebenarnya ada aturannya, baik yang membeli dan berjualan (mengantongi izin). Tapi kenyataanya sulit dibatasi,” terang Ika dihubungi wartawan, Minggu (2/5/2021).

Ia melanjutkan bahwa pengawasan terhadap peredaran zat sianida tak begitu ketat. Bahkan orang-orang bisa membeli secara online.

Baca Juga: Kasus Positif COVID-19 di Bantul Masih Bertambah, Sehari Ada 76 Kasus

“Ada yang dijual secara online. Artinya ada kemudahan untuk orang-orang membeli zat ini. Harganya juga cukup terjangkau dan orang dewasa mudah membelinya. Harganya berkisar Rp60-100 ribu, jumlah itu sudah dapat banyak,” jelas Ika.

Ia mengatakan Sianida lebih dikenal oleh orang awam sebagai apotas atau racun untuk ikan dan hewan. Sehingga ketika sengaja diberikan kepada manusia, efeknya sangat mematikan.

“Melihat kasus sebelumnya (Mirna dan Jessica) yang dulu itu, memang sianida sangat mematikan. Sedikit saja diberikan (ke manusia), sudah membuat mabuk, kejang, gagal nafas dan paling bahaya adalah kematian,” terang Ika.

Lebih lanjut, teka-teki tewasnya Naba Faiz sedikit menemui titik terang. Seorang wanita yang disebut-sebut memberikan makanan sate kepada ayah korban, Bandiman (47) sudah diketahui identitasnya oleh polisi.

"Ya identitas (sudah dikantongi), ciri-cirinya sudah kami dapatkan," terang Ngadi kepada wartawan.

Baca Juga: Gencarkan Vaksinasi, Dinkes Bantul Sebut Baru 5 persen Warga yang Divaksin

Ia menjelaskan, identitas wanita yang digambarkan oleh Bandiman sedang dicocokkan oleh kepolisian. Sehingga dalam waktu dekat pihak kepolisian akan mengungkap siapa wanita tersebut.

"Kami periksa jika sudah tertangkap. Saat ini masih kami padukan petunjuk yang ada dengan keterangan ayah korban," kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi.

Sebelumnya, Ngadi menjelaskan jika wanita misterius pemberi sate tersebut memiliki ciri-ciri masih berusia muda.

"Iya, yang digambarkan oleh ayah korban, bapak Bandiman ini memang seorang wanita, umurnya 20-30 tahun lah," jelas Ngadi.

Ia menjelaskan jika wanita tersebut menemui Bandiman tanpa mengenakan masker. Selain itu wanita yang digambarkan mengenakan hijab itu juga baru pertama kali ditemui oleh Bandiman.

"Menurut keterangan pak Bandiman, wanita itu tidak pakai masker, kemudian mereka bertemu di masjid. Nah pak Bandiman itu kan habis salat, lalu datang perempuan itu. Intinya perempuan ini menitipkan makanan ke pak Bandiman untuk diantar ke saudara Tomy. Wanita itu juga memberikan alamat dan nomor telepon Tomy," jelas dia.

Load More