SuaraJogja.id - Beberapa waktu belakangan kabar meninggalnya bocah 10 tahun akibat sate beracun yang diterima ayahnya dari wanita misterius beredar di tengah masyarakat. Pihak kepolisian menyampaikan, dari hasil uji laboratorium, sate yang dikonsumsi Naba bersama ibunya mengandung racun jenis C.
Ahli Farmasi dan Toksikologi, Arief Nurrochmad, menerangkan bahwa istilah sianida mengacu kepada bahan kimia apa pun yang mengandung ikatan karbon-nitrogen atau CN. Racun jenis C yang disebutkan pihak kepolisian, kata Arief, merujuk kepada nama dengan struktur kimia mengandung CN, bisa dalam bentuk siano.
Ia pun mengungkapkan salah satu ciri makanan atau minuman yang mengandung sianida.
"Kebanyakan orang tidak dapat mendeteksi bau sianida. Namun jika tercium atau dimasukkan dalam makanan atau minuman, sianida terkadang dideskripsikan memiliki bau 'almond pahit'," ujar Arief saat dihubungi SuaraJogja.id, Sabtu (1/5/2021).
Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: Deklarasi Partai Ummat, Identitas Pemberi Sate Beracun
Arief juga menyebutkan, banyak zat yang mengandung gugus sianida, tetapi tidak semuanya beracun. Sebagian besar racun jenis C merujuk kepada sianida atau yang juga dikenal dengan cyanyde.
Kemungkinan seseorang meninggal dunia akibat mengonsumsi sianida bergantung dari dosis paparan, waktu, dan tata cara penanganan tata laksana keracunan. Jika dosisnya cukup besar dan waktu penanganan yang terlambat, lebih dari 4 jam, kemungkinan meninggal lebih besar, yakin 90 persen.
"Dosis fatal sianida umumnya berkisar 1,5 miligram per kilogram tubuh manusia atau sekitar 0.1 gram. Lebih dari itu, racun sianida bisa sangat mematikan," terangnya.
Racun ini juga disinyalir terdapat dalam potas dan racun tikus. Sianida merupakan salah satu komponen pestisida, yakni racun untuk serangga dan tikus. Serta aporas yang mengacu kepada potasium sianida yang sering digunakan untuk racun tikus maupun ikan.
Sianida bereaksi dengan mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase, sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobic serta gangguan respirasi seluler dan pembentukan energi sel (ATP). Hal tersebut akan mencegah tubuh dalam menggunakan oksigen.
Baca Juga: Terkandung di Bumbu Sate yang Tewaskan Bocah, Racun Jenis C Mudah Didapat
Apabila hal tersebut terjadi, maka sel-sel dalam tubuh akan mengalami kematian dengan cepat. Sianida sangat berbahaya untuk jantung dan otak dibandingkan dengan organ lainnya. Sebab, baik jantung maupun otak membutuhkan oksigen untuk bisa berfungsi secara maksimal.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Top 5 SuaraJogja: Deklarasi Partai Ummat, Identitas Pemberi Sate Beracun
-
Terkandung di Bumbu Sate yang Tewaskan Bocah, Racun Jenis C Mudah Didapat
-
Polisi Kantongi Identitas Wanita Misterius Pemberi Sate Beracun di Bantul
-
Polisi: Bumbu Sate yang Tewaskan Bocah di Bantul Mengandung Racun Jenis C
-
Uji Sate Perenggut Nyawa Anak Ojol, Ini Penjelasan BBTKLPP DIY
Tag
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram
-
Banyak Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojol: Bukannya Nggak Solider, Istri Anak Mau Makan Apa
-
Ada Demo Besar Ojol, Gojek Pastikan Aplikasi Beroperasi Normal
-
Segera Ambil Link DANA Kaget, Tambahan Uang Belanja dan Bayar Langganan
-
Alih-alih ke Eropa, Ramadhan Sananta Malah Gabung Klub Brunei Darussalam
Terkini
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen